Pengobatan dengan menggunakan metode ruqyah kini mulai menjadi alternatif bagi sebagian orang yang menderita berbagai macam penyakit. Ruqyah diyakini dapat membantu menyembuhkan penyakit sebab metodenya bersumber dari Al-Qur'an.
Sebanyak 135 warga NU mengikuti pelatihan praktisi ruqyah Ahlusunah wal Jamaah yang digelar oleh Jam'iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) “Rijalullah" Pacitan di auditorium KH Bakri Hasbullah, Pesantren Al-Fattah Kikil, Arjosari, Pacitan, Jatim, Ahad (25/3).
Sebagian besar peserta pelatihan berasal dari Pacitan, Madiun, Ponorogo, Ngawi, dan Wonogiri.
"Kita sebagai orang Mukmin percaya, bahwa Al-Quran selain sebagai mu'jizat juga berfungsi sebagai syifa (obat) dari bermacam-macam jenis penyakit," kata Ketua JRA Rijalullah Pacitan H Hamka Hakim kepada NU Online.
H Hamka menjelaskan pengobatan menggunakan metode ruqyah sejatinya merupakan tradisi yang telah dilakukan oleh salafuna shalih. Ruqyah Aswaja ini sangat berbeda dengan metode ruqyah yang dilakukan oleh kelompok di luar Aswaja.
"Selain bersumber dari Al-Qur'an, metode ruqyah Aswaja ini diambil dari kitab-kitab kuning yang muktabar (terkenal)," jelas lulusan Universitas Al Azhar Kairo Mesir itu.
Selain itu keilmuan yang ada di dalam ruqyah Aswaja ini bersambung atau memiliki sanad yang jelas. "itu sesuai dengan tradisi Ahlussunah wal Jamaah," ujarnya.
"Secara Aqidah atau teologi yang diikuti adalah Al-Asy'ariyah dan Al-Maturidiyah. Jadi metode ruqyah ini sangat jelas," sambung pria yang juga Ketua PAC GP Ansor Arjosari itu.
Pelatihan ruqyah Aswaja ini sengaja digelar dalam rangka mendakwahkan Al-Qur'an sebagai obat dari bermacam-macam penyakit.
"Seperti kita ketahui akhir-akhir ini banyak sekali fitnah terhadap agama. Salah satu cara untuk menangkal itu adalah dengan mendakwahkan Al-Qur'an sebagai rujukan," tandasnya.
Sementara itu, peserta pelatihan ruqyah mendapatkan materi dari praktisi ruqyah Ahlussunah wal Jamaah, Gus Alama A’laudin Shidiqi, pengasuh pesantren Sunan Kalijaga Ngadirojo Jombang sekaligus pendiri dan pembina Jamiyyah Ruqyah Aswaja (JRA).
Menurut Gus Alama, Al-Quran menjadi obat yang pertama dan utama. Al-Quran dapat menyembuhkan bermacam penyakit, baik itu medis ataupun nonmedis.
"Ketika kita berobat dengan menggunakan Al-Quran, ketika nanti diberikan kesembuhan ataupun tidak sembuh tetap akan mendapat pahala," katanya.
Dikatakan, ada tiga syarat mutlak yang harus dilakukan untuk menjadi peruqyah. "Pertama adalah berani dengan konsekuensi dari praktik ruqyah. Kedua, ojo panik. Tidak boleh panik. Kalau panik akan melakukan tindakan yang salah. Ketiga, menguasai dan mampu menghafal ayat-ayat ruqyah," jelasnya.
Pelatihan kali ini diisi dengan dua sesi. Sesi pertama adalah penyampaian materi tentang sejarah dan hukum ruqyah sesuai dengan kaidah-kaidah dalam Al-Quran dan hadits. Sedangkan sesi kedua adalah mengenai cara atau teknik dalam meruqyah. (Zaenal Faizin/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
5
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua