Meski Banyak Jamiyah Sholawat, Ishari Tetap Berjalan
NU Online · Ahad, 17 Juli 2016 | 20:04 WIB
Hadirnya seni membaca dan pecinta sholawat model baru sempat berpengaruh terhadap perkembangan Ikatan Seni Hadrah Indonensia (Ishari) di Kabupaten Blitar. Namun demikian, Ishari di Blitar tetap menunjukkan eksistensinya.
Terbukti hingga saat seni hadrah masih dicintai dan ikuti oleh masyarakat. Sementara kegiatan rutin Ishari Blitar di Pesantren Raudlatul Hanan Sawentar dihadiri ribuan orang.
“Ishari punya komunitas tersendiri. Begitu juga dengan jamiyah sholawat lainnya.Namun, keberadaannya justru saling melengkapi,” kata koordinator Ishari Blitar Kiai Abdurrohim kepada NU Online, Ahad (17/7) pagi.
Menurut Abdurrohim, sebenarnya Ishari didirikan dalam rangka memberikan wadah kepada para pecinta sholawat Nabi Muhammad SAW. Melalui wadah ini, para anggota jamiyah bisa besholawat dengan riang dan gembira secara berjamaah.
“Selain itu juga sebagai media dan ajang untuk bersilaturahmi,” kata Abdurrohim.
Sementara Pembina Ishari Blitar Kiai Mudhofi menambahkan, di wilayah Blitar ini semua jamiyah sholawat dan Barzani berjalan seiring baik jamiyah lama atau modern model Habib Syech. Tidak itu saja yang model pembacaan serat ambiya’ saja di Blitar bisa bertahan baik hingga saat ini.
“Ishari. Al-Banjari dan model Zafin semua jalan. Intinya semua bersholawat pada nabi. Wong pembacaan serat Ambiya saja masih berjalan,” ungkapnya.
Pernyataan Abdurrohim dan Gus Dhofi ini dibenarkan oleh Ketua Ishari Blitar H Abdurrahman Salim. Menurutnya, sudah bertahun-tahun keberadaan Ishari di wilayahnya tetap berjalan seiring dengan adanya model-model jamiyah sholawat modern.
“Meski banyak jamiyah baru, model Ishari tetap dicintai. Terbukti ribuan anggota masih setia mengikuti kegiatan ini,” kata Abdurrahman Salim.
Disinggung berapa jumlah anggota Ishari Blitar? Ia mengatakan, ada sekitar 3000 orang. “Jumlah anggota sekitar 3000 orang. Mereka menyebar di kecamatan-kecamatan. Hampir semua kecamatan ada jamiyah Ishari,” tandas Abdurrahman.
Para anggota itu, lanjut Abdurrahman, berkumpul ketika ada kombinasi atau momentum harlah dan haul kiai pesantren. “Misalnya Haul Kiai Pesantren Mantenan. Biasanya menghadirkan jamiyah Ishari. Begitu juga kalau ada harlah NU,” terang Abdurrahman yang pernah diamanahi sebagai Bendahara PCNU Blitar ini. (Imam Kusnin Ahmad/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Maulid Nabi Muhammad dan 5 Tugas Kenabian
2
Khilaf dan Kurang Cermat, PBNU Minta Maaf Telah Undang Peter Berkowitz
3
Kesejahteraan Guru Terancam, Kemendikdasmen Hanya Dapat 7% dari Rp757 Triliun Anggaran Pendidikan
4
Khutbah Bahasa Jawa: Bungaha kelawan Rahmat Paling Agung — Kanjeng Nabi Muhammad saw
5
Mabes TNI Minta Masukan PBNU soal Rencana Pemindahan Makam Pahlawan Nasional ke Daerah Asal
6
DPR Ketok Palu, BP Haji Kini Sah Jadi Kementerian
Terkini
Lihat Semua