Surabaya, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Blitar sudah dua kali memboyong juara umum Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim Award. Kali ini keiikutsertaannya tidak seperti pada periode sebelumnya, hanya sejumlah kategori.
Salah satu yang menjadi andalan adalah khidmah Pengurus Cabang (PC) Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU). Layanan kesehatan kepada warga diberikan secara optimal dengan menggandeng kepengurusan PC LAZISNU dan Klinik Siti Khadijah setempat.
Menurut Ketua PC LKNU Kabupaten Blitar, H Endang Purwono, bahwa mimpi dari keberadaan lembaga telah ditanamkan sejak awal. “Yakni terwujudnya tatanan masyarakat yang sehat jasmani, rohani, dan sosial serta berkemampuan memelihara kesehatan dan menanggulangi ancaman kesehatan secara optimal,” katanya kepada media ini, Kamis (4/7).
“Karenanya, kami memberikan pelayanan kesehatan bagi nahdliyin dan masyarakat umum melalui pendirian berbagai fasilitas kesehatan yang bermutu dan terjangkau,” terang pria kelahiran Tulungagung tersebut.
Dirinya juga mengemukakan bahwa apa yang dilakukan selama ini sebagai tanggung jawab dan berupaya merealisasikan amanah Konferensi Cabang NU Kabupaten Blitar. “Yaitu menyediakan pelayanan kesehatan yang memadai dan terjangkau dengan memperluas alokasi anggaran untuk masyarakat miskin untuk menjadi peserta BPJS,” jelasnya.
Lantas, apa saja yang dilakukan untuk mencapai sejumlah hal idel tersebut? “Salah satunya melakukan kampanye perilaku hidup bersih dan sehat secara berkesinambungan,” kata pria yang kini tinggal di Srengat, Blitar tersebut.
Demikian pula dengan mengupayakan dan meningkatkan layanan kesehatan. “Termasuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana kesehatan, serta melakukan inisiasi untuk pengembangan Rumah Sakit NU,” ungkapnya.
Menurut salah seorang tim yang melakukan visitasi ke lembaga yang kini berkantor di gedung Klinik Siti Khodijah, lantai dua, Jalan Anjasmoro No. 61 Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar tersebut, beberapa program unggulan yakni menjemput warga sakit untuk berobat.
“Ada beberapa laporan yang masuk, bisa dilaporkan oleh warga, kader NU ke PCNU atau LKNU tentang warga miskin yang sakit serta benar-benar perlu ditolong,” kata Sururi Arumbani.
Maka LKNU mengirimkan tim untuk menjemput warga tersebut, didampingi oleh pengurus PCNU, Lembaga Amil Zakat, Infak Sedekah Nahdlatul Ulama Nahdlatul Ulama atau LAZISNU dan tim kesehatan dari klinik Siti Khadijah Blitar yang memang milik NU setempat.
“Pasien berobat di klinik dan biaya diurus oleh LAZISNU. Upaya ini dilakukan sampai pasien sembuh. Setelah itu diantar ke rumah kembali,” jelas Sururi.
Suatu ketika ada warga yang tinggal di pegunungan namun tidak memiliki keluarga. “LKNU dan tim NU lain bekerja sama dengan aparat pemerintah setempat berupaya mengupayakan pengobatannya. Setelah sembuh dikembalikan ke warga setempat untuk dijaga bersama,” jelasnya.
Layanan Homecare
Itulah yang dalam LKNU Kabupaten Blitar disebut sebagai layanan homecare. “Yaitu kegiatan sosial kepada nahdliyin dan masyarakat umum yang membutuhkan bantuan khususnya di bidang kesehatan, dengan cara berkunjung ke rumah,” terang dokter Endang, sapaan akrab H Endang Purwono.
Pelayanan kegiatan homecare ini mencakup pemeriksaan fisik, pengobatan dasar, edukasi kesehatan, rawat inap di rumah jika membutuhkan perawatan, pemeriksaan laborat sederhana, hingga fasilitas ambulance.
Sambil menyelam minum air, atau sekali mendayung dua tiga pulang terlampaui adalah kalimat yang pas bagi kebersamaan kelembagaan NU pada layanan ini. “Karena dalam menjalankan program ini, LKNU bersinergi dengan NU-Care LAZISNU dan Klinik Siti Khodijah yang semuanya miliki NU,” jelasnya.
Bagaimana skema penanganan layanan kesehatan dengan pola kerja sama tiga lembaga tersebut? Bila ada pasien, maka LKNU dan NU-Care dan LAZISNU menemui warga yang sakit dan dilakukan pemeriksaan atau skrining.
“Bila ternyata kondisi pasien gawat, maka akan dirujuk ke Klinik Siti Khodijah,” jelasnya. Namun kalau ternyata tidak parah, maka pasien yang bersangkutan hanya diedukasi dan mendapatkan sejumlah obat. Prinsipnya, semua ditangani sampai pasien sembuh dan pulang, lanjutnya.
Pola Kebersamaan
Setidaknya ada tiga komponen yang terlibat secara aktif dalam upaya memberikan layanan kesehatan terbaik bagi warga NU dan masyarakat umum. Pertama adalah LKNU, kemudian LAZIZNU, serta Klinik Siti Khadijah.
“Tugas LKNU adalah menjaring informasi pasien miskin utamanya dari umat NU, bersama dengan lembaga dan Banom serta pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama,” kata dokter Endang.
Berikutnya bekerja sama dengan NU-Care LAZISNU dalam hal kunjungan perdana dan pembiayaan. “Keduanya melakukan analisa dan tindak lanjut penanganan pasien, serta memberikan fasilitas sarpras berupa ambulance gratis,” tegasnya.
Untuk LAZISNU, maka yang dilakukan bekerja sama dengan LKNU dalam hal kunjungan perdana dan pembiayaan pasien. “Berikutnya bekerja sama dengan klinik Siti Khodijah apabila pasien perlu perawatan atau rawat inap,” ungkapnya.
Sedangkan komponen ketiga yakni Klinik Siti Khodijah menerima rujukan dan memberikan pelayanan dari hasil visit LKNU dan LAZISNU terkait pasien yang memerlukan perawatan. “Juga memberikan umpan balik atau rujuk balik pasien ke LKNU pascaopname maupun rawat inap,” urainya.
Merambah Poskestren
Tidak berhenti sampai di situ yang dilakukan PC LKNU Kabupaten Blitar. Mereka juga serius menangani keberadaan Pos Kesehatan Pesantren atau Poskestren.
“Kualitas kesehatan suatu pesantren erat kaitannya dengan sumber daya manusia atau SDM. SDM akan memberikan kontribusi terbaiknya kepada pesantren apabila berada dalam kondisi terbaik dalam kata lain sehat dan berkualitas,” ungkap dokter Endang.
Sadar dengan realitas tersebut, maka LKNU memberikan pelayanan kesehatan kepada para santri pondok pesantren. “Agar tercipta derajat kesehatan yang optimal sehingga dapat meningkatkan kinerja dan produktifitas,” ungkapnya.
Sebagai bentuk keseriusan, petugas di pos kesehatan pesantren ini terdiri dari seorang dokter sebagai penanggungjawab dan dua petugas medis yakni perawat dan bidan. “Pelayananan yang diberikan adalah pemeriksaan kesehatan rutin, pengobatan dasar, rujukan, dan edukasi kesehatan,” jelasnya.
Hingga kini, PC LKNU Kabupaten Blitar membuka Poskestren di SMK 1 Islam Blitar (STMI), Ma’arif NU 1 di Jalan Ciliwung Kota Blitar, Ma’arif NU 2 Kedungbunder Kecamatan Sutojayan, serta Poskestren Ma’arif NU 3 di Desa Tambakboyo Kecamatan Sanankulon.
Bila tidak ada kendala akan segera dibuka pula layanan kesehatan di Pondok APIS Gondang Kecamatan Talun, Pondok pesantren Mambaus Sholihin 2 Sumber Sanankulon, Pondok Al FAllah, Jeblok, Talun, serta MWCNU Kademangan. “Semua masih proses, mohon doanya,” tutup dokter Endang. (Ibnu Nawawi)