Daerah

Menjaga Tradisi, Madrasah ini Terapkan Libur Hari Jumat

NU Online  ·  Selasa, 14 Maret 2017 | 14:05 WIB

Menjaga Tradisi, Madrasah ini Terapkan Libur Hari Jumat

Kondisi MTs Assalafiyah Sitanggal Brebes

Brebes, NU Online
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assalafiyah Sitanggal Larangan Brebes menerapkan tradisi hari libur bagi siswanya pada hari Jumat. Pasalnya, Jumat masih dipandang sebagai sayyidul ayyam (raja hari) sehingga perlu dilestarikan. Sehingga Ahad tetap berangkat dengan pembelajaran sebagaimana hari-hari biasanya. 

“Selagi tidak ada larangan dari Kementerian Agama atau Kementerian Pendidikan, kami akan mempertahankannya,” tutur Kepala MTs Assalafiyah Sitanggal H Muhammad Ikhsan saat ditemui NU Online di ruang kerjanya, Selasa (14/3).

Karena sudah menjadi ciri khas madrasah, lanjut Ikhsan, maka para siswa maupun guru tidak ada yang mengeluh kalau Ahad berangkat sekolah. “Justru warga sekolah bisa memanfaatkan hari Jumat untuk kegiatan ibadah lebih khusuk,” ungkapnya. 

Kata Ikhsan, Nahdliyin kalau malam Jumat banyak melakukan aktivitas pengajian dan kegiatan lainnya sehingga konsentrasi dalam mengarungi malam untuk kegiatan ibadah malam Jumat makin semarak. Itulah antara lain dorongan hari Jumat.

MTs Assalafiyah berdiri sejak 9 September 1969, tapi izin operasionalnya baru keluar pada 1 Mei 1974. Pendirian madrasah ini didorong keinginan masyarakat Larangan yang agamis. Beberapa tokoh perintis yang bisa dicatat yakni KH Ahmad Syatori Marlan dan KH Akyas Suhari. “Dua tokoh ulama kharismatik tersebut, sangat berperan dalam pendirian madrasah ini,” ungkapnya.

Pada awal berdiri, 1968 menumpang di MI Sitanggal dengan siswa perdana sebanyak 13 anak. Tahun 1969 baru membangun gedung sendiri diatas tanah seluas 800 meter persegi wakaf dari H Zainudin yang juga mertua dari KH Ahmad Syatori. “Alhamdulillah sekarang sudah memiliki tanah seluas 1 hektar atau 10.000 meter persegi dengan bangunan tingkat tiga,” tuturnya.

Siswa MTs Assalafiyah berasal dari keluarga yang orang tuanya tergolong ekonomi menengah ke bawah yang mayoritas sebagai buruh tani. Meskipun demikian, terbina kerukunan yang rekat sehingga bisa saling bergotong royong untuk memenuhi kebutuhan madrasah dan anak-anak mereka. 

Berbagai sarana dan prasarana terpenuhi di madrasah yang terletak di Jalan Raya Sitanggal Larangan Brebes. Laboratorium IPA, bahasa, komputer, perpustakaan, aula, sanggar Pramuka, masjid, ruang multimedia, ruang musik, UKS, dan lain lain terpenuhi dalam kondisi baik.  “Perlengkapan olahraga, rrumband, calung, rebana modern juga tersedia untuk kegiatan ekstrakurikuler siswa,” ucapnya. 

Dengan sumber daya manusia yang berlatarbelakang S3, S2 dan S1 sebanyak 43 guru dan 13 TU siap mengantar putra putri NU menjadi generasi yang Islami dan berkualitas. “Saat ini, kami memiliki 650 siswa dan setiap tahunnya lulus 100 persen,” ungkapnya.

Para siswa kerap menorehkan prestasi diberbagai ajang seperti Porsema, Popda, 02SN, dan kegiatan lainnya di tingkat Kabupaten dan Jawa Tengah. Pada masa mendatang, imbuh Ikhsan, pihaknya akan mengembangkan kelas tahfidz bagi peserta didik khusus. “Kami bertekad melahirkan hafidz hafidzah, pada masa masa mendatang,” pungkasnya. (Wasdiun/Abdullah Alawi)