Daerah

Menikmati Tarawih di Masjid Riyadh Solo

Ahad, 4 Agustus 2013 | 13:08 WIB

Tarawih berasal dari bahasa Arab yang berarti “istirahat”. Makna ini benar-benar dipraktekkan jamaah Masjid Riyadh Solo. Di masjid yang didirikan Habib Alwi bin Ali Al Habsyi (putera muallif kitab maulid Simtiddurar) ini, tarawih dikerjakan dengan sangat khidmat dengan suasana santai.<>

Waktu mulainya tarawih pun agak longgar dibanding masjid lain. Kalau biasanya tarawih dimulai sekitar pukul 19.20 WIB, di masjid ini jamaah mulai berdatangan justru pada pukul 19.30 WIB. “Ini dimaksudkan agar waktu persiapan jamaah sehabis berbuka lebih banyak,” terang salah satu jamaah yang tidak menyebutkan namanya, beberapa malam lalu (30/7).

Jamaah pun mulai berdatangan dan melakukan shalat sunnah tahiyyatul masjid dan qabliyyah Isya’. Namun, setelah itu bilal tidak segera mengumandangkan iqamah Isya’. Salah satu kemudian memimpin untuk membaca Ratibul Haddad sampai sekitar pukul 20.00 WIB, baru kemudian dilangsungkan shalat Isya’ berjama’ah.

Shollu sunnatat tarawih... . Bilal pun mengkumandangkan seruan tanda waktu salat tarawih segera dimulai. Habib Umar As Segaf maju menjadi imam. Habib Umar tidak sendiri, biasanya setiap selesai 4 rakaat, sang imam diganti dengan imam lain. Saat itu ada 4 orang yang bergantian menjadi imam.

Hal yang berbeda pula dengan masjid lain, yakni saat sang imam membuka lembaran al Qur’an yang ditulis dalam sebuah kertas yang besar. Kertas tersebut dikaitkan pada sebuah papan dan diletakkan tepat di depan imam. Setiap kali selesai dibaca, lembaran tersebut dilepas untuk kemudian dibaca lembaran berikutnya.

Salat tarawih di Masjid Riyadh melaksanakan 20 rakaat tarawih dan 3 witir. Setiap rakaat dibaca beberapa ayat al Qur’an runtut dari juz 1 sampai 30, hal tersebut berlanjut setiap malam berganti ayat dan surat hingga khatam.

Makmum tidak hanya mendengarkan bacaan imam. Mereka ada yang menyimak dengan membawa mushaf al Qur’an. Pada saat ruku’, mushaf tersebut kemudian ditaruh di saku mereka, bahkan ada pula yang diapit diantara lengan dan dada sebelah kiri. Begitu seterusnya sampai selesai tarawih.

Sekitar pukul 21.15 rangkaian salat tarawih dan witir pada malam itu pun selesai. Kemudian dibacakan doa dari kitab Futuhatil Ilahiyyah Fis Sholati ala Khoiril Bariyyah, karya Habib Ali Al Habsyi. Segelas susu hangat yang dibagikan kepada jamaah, menjadi menu penutup sempurna pelaksanaan tarawih di Masjid Riyadh. (Ajie Najmuddin/Red:Anam)