Daerah

Mengenal Tompokan, Tradisi Khas Jember Sambut Idul Fitri

NU Online  ·  Rabu, 6 Juli 2016 | 05:00 WIB

Jember, NU Online
Warga Kabupaten Jember, Jawa Timur masih mempertahankan  tradisi "tompokan" untuk menyambut  Idul Fitri. Tompokan adalah tradisi menyembelih seekor sapi atau lebih dan dagingnya dibagikan kepada anggota yang telah ikut arisan tompokan.

Tompokan berasal dari bahasa Madura yang artinya tumpukan. Maksudnya dengan ikut arisan tompokan, anggota dapat setumpuk daging komplet, yang terdiri dari daging, tulangan, hati, dan sebagainya menjadi satu tumpuk. Berat atau banyaknya daging yang didapat anggota sama, karena daging murninya ditimbang sebelum dibagi di masing-masing tumpukan.

Arisan tompokan itu awalnya hanya kegiatan sambilan dari arisan Yasinan atau sarwa’an (tahlilan). Di satu lingkungan biasanya digelar Yasian setiap malam Jumat, atau sarwa’an setiap malam Selasa. Kegiatan  Yasinan biasanya menetap di mushala. Sedangkan sarwa’an tempatnya bergilir di setiap rumah jamaah.

“Nah di akhir acara biasanya ada tarikan iuran untuk arisan tompokan itu. Begitu seterusnya hingga mencapai jumlah tertentu i akhir tahun atau menjelang Ramadhan. Setelah uangnya terkumpul semua maka dibelikan sapi oleh ketua arisan.” ujar Ustadz  Misbahul Munir, pengurus Ranting NU Antirogo, Kecamatan Sumbersari kepada NU Online di Jember, Selasa (5/7).

Menurutnya, arisan tompokan cukup diminati karena jika dibandingkan dengan beli daging secara cash di pasar, sistem tompokan masih jauh lebih murah. Misalnya setiap anggota  tompokan, jumlah uang arisannya mencapai Rp. 350.000/tahun, ia bisa dapat daging  murni 2,5 kilogram. Belum daging serabutan lainnya.  “Jadi sampai saat ini tompokan masih diminati, apalagi sekarang daging begitu mahal,” tambah Ustadz Misbah.

Sekedar diketahui, menjelang lebaran  harga daging sapi di Jember mencapai Rp120.000 hingga Rp130.000,- Sedangkan harga daging ayam  Rp50.000.

Dalam pengamatan NU Online,  sepanjang hari ini, cukup banyak warga yang mengikuti arisan tompokan. Sebab, sapi tompokan lumrah disembelih satu hari menjelang Lebaran. (Aryudi A. Razaq/Mahbib)