Pekalongan, NU Online
Memasuki bulan suci ramadan, karya Al-Qur'an berbahan marmer menjadi perhatian. Lembaran-lembaran ayat Al-Qur'an ditulis dalam ukuran besar di lembaran-lembaran batu marmer alam terpajang di sayap kanan Masjid Al-Muhtarom, Alun-alun Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Hal itu menjadi perhatian masyarakat usai menunaikan salat. Lembaran-lembaran batuan marmer bertuliskan ayat-ayat Al-Quran ini berukuran 60 X 90 centimeter, dengan ketebalan rata-rata sekitar 2 centimeter.
Alquran ini dibuat oleh Hidayat Siba, perajin prasasti di Kota Kajen. Namun akibat berbagai kendala, sejak tahun 2011 hingga 2018 baru terbuat delapan juz, dari total 30 juz.
"Membuat lembaran Al-Qur'an dengan batu marmer alami ini seperti karya seni yang lainnya. Masih tergantung mood. Terkadang satu bulan kosong tidak membuat sama sekali jika tidak ada moodnya," ungkap Hidayat Siba.
Diakui, pada awalnya pembuatan Al-Qur'an tersebut dilakukan secara manual, sehingga membutuhkan waktu sembilan hari untuk menulis satu lembar Al-Qur'an di batu marmer tersebut. Dengan adanya bantuan cutting stiker, untuk membuat satu halaman bisa selesai dalam satu hingga dua hari. Sedangkan kesulitannya saat sudah jadi terkadang masih saja ada huruf atau tanda baca yang kurang, sehingga harus diperbaiki lagi.
Hidayat Siba mengaku memiliki obsesi untuk membuat Al-Qur'an terberat di dunia. Jika Al-Qur'an itu jadi, maka akan membutuhkan sekitar 600 keping marmer, dengan ukuran perlembarnya 60 X 90 centimeter. Sehingga, berat total untuk 30 juz sebesar 14 ton.
"Pembuatannya semula dengan manual, namun ada perkembangan sudah ada yang membantu dengan alat cutting stiker, tapi dalam pemahatan masih tradisional atau manual," katanya.
Meski sudah berjalan tujuh tahun, baru delapan juz dibuatnya. Selain permodalan, semangat yang terkadang turun ikut mempengaruhi proses pembuatan Al-Qur'an marmer tersebut.
Untuk membuat Al-Qur'an marmer tersebut perlembarnya membutuhkan biaya Rp1,7 juta jika bahan marmer berasal dari Tulungagung, sedangkan jika marmer impor dari Itali maka biaya perlembarnya sekitar Rp2,1 juta. Total biaya untuk membuat 30 juz Al-Qur'an marmer ini menelan biaya Rp1 miliar lebih.
"Awalnya saya swadaya membuat sendiri, namun sekarang kita juga mencari donatur yang siap berpartisipasi untuk membuat Al-Qur'an marmer ini," katanya.
Menurutnya, setelah Al-Qur'an marmer dipajang di Masjid Al-Muhtarom sudah banyak manfaatnya, baik dibaca maupun untuk belajar anak-anak TPQ.
Di era digital saat ini, kata dia, setiap orang kemana-mana sudah membawa Al-Qur'an, yakni aplikasi Al-Qur'an di handphone. Sehingga, Al-Qur'an secara fisik kemungkinan akan berkurang, karena orang jarang membeli mushaf Al-Qur'an, sebab di setiap handphone sudah ada aplikasi Al-Qur'an.
"Tujuan saya agar Al-Qur'an dengan bahan marmer ini lebih awet. Bahan batu marmernya dari Tulungagung, Makassar, hingga marmer impor dari Itali," ujarnya.
Ia berharap, Al-Qur'an marmer tersebut bisa selesai, dan akan menjadi milik bangsa Indonesia. Menurutnya, di Indonesia belum ada Al-Qur'an berbahan marmer, yang sudah ada Al-Qur'an berbahan kayu dan besi. (Nisa/Muiz)