Daerah

Maulid Nabi, Gunungan Buah Diarak Keliling Dusun

Sen, 28 Januari 2013 | 10:37 WIB

Jember, NU Online
Peringatan Maulid Nabi SAW di Dusun Durjo, Desa Karangpring, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember kemarin pagi (27/1), tergolong unik. Ada serangkaian tahapan acara yang dilakukan warga Dusun Durjo untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW itu.<>

Di antaranya adalah mengarak keliling dusun gunungan buah. Di dalam gunungan yang berbentuk masjid  dengan tinggi 2 meter dan lebar 1,5 meter persegi itu dipenuhi aneka buah-buahan, hingga ke pucuk gunungan yang menyerupai menara masjid.

Di sekeliling gunungan dihiasi uang kertas mulai nominal Rp. 1.000 hingga Rp. 50.000. Pagi sekitar pukul 07.00 WIB, gunungan buah itu diberangkatkan dari rumah Ketua Ranting NU Karangpring, H. Jumar menuju masjid al-Mansur. Dengan diiringi pembacaan shalawat Nabi, gunungan yang digotong secara bergantian oleh empat orang itu, mendapat sambutan yang cukup meriah dari warga di sepanjang jalan sekitar tiga kilometer. 

Begitu sampai di masjid al-Mansur, gunungan tersebut diserahterimakan kepada panitia untuk dibuat selametan di masjid tertua di desa Karangpring tersebut. Acara pun dimulai dengan pembacaan shalawat Nabi SAW.

Begitu pembcaaan shalawat selesai, gunungan yang ditempatkan di sebelah mimbar masjid itu, langsung menjadi rebutan anak-anak hingga kaum remaja. Dalam waktu sekejab, gunungan itu ludes tanpa sisa. Kendati demikian, perebutan gunungan  buah itu tak mengusik jalannnya tausiah.

Dalam kesempatan itu, selain dihadiri sekitar 1.500 warga, sejumlah pengurus MWCNU Sukorambi juga hadir. Diantaranya KH. Yahya Ismail (Wakil Rais Syuriah MWCNU Sukorambi) dan para tokoh masyaraakt serta Ust. Mursid sebagai muballigh.

Dalam taushiahnya, Ust. Mursid mengaskan pentingnya melestarikan budaya muludan sebagai ajang silaturrahmi antar warga. Termasuk di dalamnya kebiasaan warga Dusun Durjo untuk membuat gunungan buah. “Buah-buah ini sebagai tanda syukur kita kepada Allah, dan Nabi Muhammad yang telah menerangi jalan hidup kita,” tukasnya.



Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Aryudi A. Razak