Daerah

Maulid Nabi di Madura Digelar di Setiap Rumah Warga

Jum, 30 November 2018 | 08:00 WIB

Maulid Nabi di Madura Digelar di Setiap Rumah Warga

Tradisi peringatan maulid nabi di rumah-rumah warga Madura

Bangkalan, NU Online
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dilakukan sesuai kultur atau budaya yang melekat di masing-masing daerah. Di Madura, Jawa Timur, perhelatan Maulid Nabi Muhammad tersebut digelar oleh mayoritas warga di kediamannya masing-masing. Pasalnya, warga menganggap hal itu adalah momentum yang sakral yang hanya dilakukan setahun sekali.

"Maulid Nabi di Madura tidak hanya dilakukan di mushala, masjid atau hanya lembaga pemerintahan. Namun, di setiap rumah mengadakan. Jadi, ketika kamu datang ke Madura, pada momen Maulid Nabi akan sibuk dengan silaturahim, home visit. Orang Madura menyebutnya 'konjangan molod'," kata salah seorang pelajar NU Madura, Zakaria, Jumat (30/11).

Di samping itu, lanjutnya, bagi masyarakat Madura perayaan Maulid Nabi adalah sebagai wujud syukur dan tak lagi memandang profesi. Mulai dari kalangan tani, pedagang, pejabat atau pegawai negeri, mereka merayakan Maulid Nabi di masing-masing rumahnya.

"Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi telah mendarah daging dalam kultur masyarakat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW," ujar dia.

Ditanya apakah tidak cenderung memaksakan, dirinya mengatakan selama ini masyarakat Madura dengan antusias melakukan perayaan Maulid Nabi dengan model demikian. Sebabnya, soal hidangan disesuaikan dengan situasi dan kondisi tuan rumah, karena tidak ada ketentuan-ketentuan tersendiri soal hidangan atau konsep perayaan Maulid.

"Inilah yang perlu digarisbawahi, tidak ada paksaan bagi meraka, hidangan yang  mereka sajikan pun seadanya atau semampunya. Profesi bukan menjadi sebuah kendala bagi orang Madura," jelasnya.

Ia memaparkan membeberkan, seperti salah satu warga Desa Landak, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan Madura, Bapak Marah pada Rabu (28/11) lalu. Ia merayakan Maulid Nabi di rumahnya sendiri dengan hidangan bermacam buah dan jajanan.

Prinsip mereka, timpal dia, 'kodu amolod, polana sataon sakalean, acara ka'dinto saestona tombu dhari ate, rasa tresna ka ajunan, ka kanjeng Nabi Muhammad SAW. Malar moga olleya syafa'at kanjeng Nabi'. 

Kalau bahasa Indonesianya "Harus merayakan Maulid Nabi, karena hanya satu tahun sekali, acara ini ialah dorongan hati serta rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Dan semoga mendapatkan syafaat beliau," tuturnya. (Septy Yuanita/Syamsul Arifin/Muiz