Daerah

Masjid Jami Wonosobo Selenggarakan Pengajian Riadhus Sholihin

NU Online  ·  Sabtu, 27 Juli 2013 | 10:00 WIB

Wonosobo, NU Online
Ngaji bersama sehabis sholat dhuhur telah menjadi tradisi yang melembaga. Pengurus Masjid Jami’ Wonosobo mengisi waktu ba’da dhuhur dengan pengajian kitab Riyadhus Shalihin bersama KH Adib. 
<>
Pantauan NU Online selama Ramadhan setelah ba’da dhuhur suasana masjid jami tak seperti biasanya, sangat ramai dikunjungi oleh jama’aah. Baru-baru ini, tema yang diangkat adalah kajian tentang taubah. KH Adib menyampaikan taubat wajib dilakukan oleh Muslim, karena setiap saat, hidup tak lepas dari salah dan dosa. Entah itu dosa besar atau kecil, semuanya wajib untuk bertaubat, agar dosa tersebut dapat diampuni oleh Allah. 

Taubat menunjukkan kehambaan manusia kepada Allah, yang memiliki sifat Maha Pengampun. 

“Taubat sangat perlu dilakukan. Taubat bukan kita rencanakan dilakukan di hari tua nanti. Rasulullah yang maksum, terpelihara dari dosa, saja, melakukan 100x taubat dalam sehari, seperti yang diriwayatkan dalam sahih Muslim. Apalagi umat seperti kita, yang bergelimang dosa. Entah, jadi apa kita nantinya di kehidupan akhirat kelak jika tidak bertaubat,” jelasnya di depan jama’ah. 

Sementara itu, Imam Besar Masjid Jami Arif Ramadhan menuturkan, kuliah dhuhur ini sengaja dilaksanakan, disamping untuk menambah pahala di bulan Ramadhan juga sebagai pengisi waktu.

“Jadi kuliah dhuhur ini sudah rutin kami laksanakan selama bulan puasa, jamaahnya pun variasi dari mulai anak-anak, hingga orang dewasa,“ katanya.

Lebih lanjut ia mengakui bahwa selain di bulan puasa tidak selalu rutin dilaksanakan  “Ya seperlunya saja Mas, tapi pad bulan puasa ini kami betul-betul berupaya supaya masyarakat lebih cinta dengan ilmu agama daan pengamalannya,“ katanya.

Biasanya pengurus masjid menjadwal ustadz yang mengisi kegiatan kuliah dhuhur secara bergantian dan menyampaikan materi yang berbeda dengan ustadz yang lainnya, sehingga masyarakat yang mengikuti pengajian tidak mendapat materi dan pengetahuan agama yang semakin banyak.  

 

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Fathul Jamil