Daerah

Mantapkan Langkah, NU-PKB Adakan Silaturahmi

NU Online  ·  Ahad, 10 Agustus 2003 | 11:32 WIB

Sumenep, NU.Online
Apa sebenarnya peran NU dalam pemilu 2004 mendatang. Atau bagaimana posisi NU dalam kancah pertarungan politik tahun 2004. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi perbincangan hangat dalam acara bertajuk silaturrahim antara pengurus DPC PKB Sumenep dengan PCNU Sumenep pada hari Ahad tanggal 27 Juli lalu. Acara yang berlangsung atas prakarsa DPC PKB Sumenep tersebut ditempatkan di kantor PCNU Sumenep Lt.II.

Dalam pengantarnya, ketua DPC PKB Sumenep KH.Busyro Karim kegiatan ini memang sudah diagendakan mengingat antara PKB dan NU terdapat hubungan historis yang tidak dapat dilupakan. Hal ini disebabkan karena PKB lahir dari rahim NU. “Oleh karena itu”, lanjut pengasuh PP.al-Karimiyah – Braji ini “hubungan ini perlu terus dipupuk agar keduanya (PKB dan NU, red)membawa kemaslahatan bagi rakyat.”

<>

Menanggapi KH.Busyro, ketua PCNU Sumenep K.Ilyasi Siraj mengingatkan bahwa posisi NU sebenarnya jelas, yaitu berada pada garis khittah 1926. “Namun demikian,” lanjut adik kandung bupati Sumenep KH.Ramdlan Siraj ini menegaskan bahwa “jika PKB masih menganggap dirinya sebagai anak kandung NU maka sebagai orang tua NU berkewajiban membina dan membantu perjuangan PKB.” Hal ini menurut K.Ilyasi tidak menyalahi aturan karena dalam amanat politik muktamar disebutkan bahwa warga NU diharapkan memilih partai yang memiliki hubungan historis dengan NU. Oleh sebab itu K.Ilyasi mengharap PKB menjadi anak yang baik dan tidak mendurhakai orang tuanya. Hal ini demi memperjuangkan kebaikan tidak cuma pada warga nahdliyin tapi juga bagi masyarakat Sumenep.

Dihadiri oleh seluruh pengurus DPC PKB Sumenep dan seluruh jajaran PCNU Sumenep beserta pengurus Badan Otonom dan Lembaga dilingkungan NU Sumenep, acara ini berlangsung gayeng. Dengan dipandu oleh Nurul Hidayat, wakil bendahara NU Sumenep, peserta dengan bebas bertukar pikiran dan menyampaikan gagasan-gagasan segar.

Dari Ansor, misalnya, menyarankan agar ada kapling kerja yang jelas antara NU-PKB biar tidak ada kesan saling intervensi. Untuk itu perlu dibangun Humas yang kuat baik di NU maupun di PKB. Salah seorang peserta dari anggota DPRD yang mewakili PKB menyebutkan, kemenangan mutlak PKB di Sumenep pada pemilu 1999 lalu (PKB menguasai 25 dari 30 kursi DPRD kab.Sumenep dan mengantarkan Bupati dari PKB, red.) menciptakan harapan besar bagi warga nahdliyin, dan khususnya bagi NU secara institusi, yang sampai saat ini belum dirasakan.

Dimulai pukul 08.30 wib, acara silaturrahim ini berakhir pukul 13.00 wib dengan menghasilkan beberapa rumusan tentang peran dan posisi NU terhadap PKB menghadapi pemilu 2004 serta peran dan posisi PKB terhadap NU setelah pemilu 2004. Rumusan itu akan dibahas dalam sebuah tim khusus bentukan PKB dan NU.(hid./Kd-Sumenep)