Jepara, NU Online
Syahrul Juniar Setiawan, mahasiswa Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara Jawa Tengah berhasil menjadi juara 1 dalam Lomba Esai Se-Jawa Tengah dalam event Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Jateng dan Musyawarah Pimpinan Pusat (Muspinpus) Forum Silaturrahim Mahasiwa (Forsima) Pendidikan Agama Islam (PAI) Se-Jawa Tengah yang dilaksanakan di Kampus IAIN Pekalongan, Sabtu-Ahad (6-7/10) kemarin.
Mahasiswa Program Studi (Prodi) PAI angkatan 2017 ini mengalahkan 9 peserta lain dari kampus Islam se-Jawa Tengah. Juara 2 delegasi dari IAIN Purwokerto sedangkan Juara 3 diraih tuan rumah IAIN Pekalongan.
Untuk menyabet juara 1 mahasiswa asal Polewali Mandar, Sulawesi Barat ini membuat essay berjudul “Metode Dakwah Islam Nusantara Sebagai Solusi Menangkal Radikalisme".
Ditanya soal isi esainya dia menjawab, berawal dari maraknya permasalahan radikalisme yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, metode Islam Nusantara menjadi salah satu solusi untuk menangkal radikalisme.
Menurut pria kelahiran Polewali Mandar, Sulawesi Barat, 13 Juni 1997 Islam Nusantara meneguhkan keberislaman dalam konteks keindonesiaan yang plural.
“Islam Nusantara menjamin toleransi terhadap budaya lokal, berdialog dengan penuh kesantunan, memberi teladan dengan ahlakul karimah, tidak mudah mengkafirkan orang lain dan berdakwah dengan budaya setempat yang tidak bertentangan dengan ajaran islam,” tandasnya.
Anak pertama dari dua bersaudara ini hanya punya waktu sepekan membuat tulisan bertema Implementasi Pendidikan Islam Nusantara untuk Menangkal Radikalisme.
“Infonya dikasih tau Pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) di kampus, 5 hari sebelum lomba,” akunya kepada NU Online, Senin (8/10).
Menurut putra pasangan Samiaji dan Sariatun lomba tersebut kali pertama dia ikuti. “Ini sesuatu yang baru bagi dunia saya, seperti tidak percaya kalau saya bisa jadi juara,” tuturnya.
Usai mengikuti lomba dan menjadi juara mahasiswa yang memiliki motto Jangan bercita-cita jadi orang besar tapi bercita-citalah menjadi orang bermanfaat ini ada keinginan untuk mengikuti lomba di event yang lain. “Tentu ingin ikut lagi supaya melatih daya kritis saya terhadap permasalahan di masyarakat,” tandas mahasiswa aktivis PMII itu.
Sebagai juara pertama mahasiswa yang mukim di kos dekat kampus Unisnu ini memperoleh piala dan uang pembinaan dari panitia. (Syaiful Mustaqim/Muiz)