Daerah

Mahasiswa Stisda Lampung Harus Jaga Karakter Santri

Kam, 3 September 2020 | 01:30 WIB

Mahasiswa Stisda Lampung Harus Jaga Karakter Santri

Mahasiswa baru Stisda Lampung Tengah sedang ikuti arahan pimpinan pada kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) (Foto: NU Online/Akhmad Syarief Kurniawan)

Lampung Tengah, NU Online
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syari'ah Darusy Syafa'ah (Stisda) Lampung Tengah (Lamteng), H Andi Ali Akbar mengatakan, selama empat tahun ke depan atau lebih sedikit semua mengalami proses pendidikan tinggi yang bernafaskan lingkungan pesantren. 

 

"Mahasiswa era milenial harus terus menjaga karakternya yang mandiri, tekun, jangan putus asa, dan pantang menyerah dengan semangat pesantren," ucapnya.

 

Demikian disampaikan H Andi di sela–sela agenda Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) bagi mahasiswa baru tahun akademik 2020/2021, di Aula kampus Stisda, Jalan Jenderal Sudirman, Kampung Kotagajah, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah, Propinsi Lampung, pada Rabu, (26/8) lalu.

 

"Sebagai bagian dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) kita mempunyai tanggung jawab untuk mengisi ruang-ruang kosong yang ada dalam lingkungan masyarakat kelak dan dimulai sejak dari kampus ini kalian ditempa. Jadilah intelektual yang santri, dan santri yang intelektual," tambah alumni Doktoral UIN Sunan Ampel Surabaya Jawa Timur ini.   

 

Ketua Program Studi (Kaprodi) Hukum Keluarga Islam, Stisda Lamteng, Muhammad Sirojudin Sidiq kepada NU Online, Rabu (2/9) menjelaskan, menjadi mahasiswa harus rajin membaca buku, berdiskusi, dan berdialektika dengan lingkungan sekitar. 

 

"Di era digital yang semakin cepat ini, mahasiswa harus menguasai teknologi informasi. Jangan menjadi mahasiswa yang pasif, responsif. Mahasiswa harus  peka dengan problem masyarakat lokal, hingga isu-isu nasional, dan bahkan internasional," tegasnya.

 

"Dengan ciri khas perguruan tinggi berbasis pesantren, maka wajah Stisda Lampung Tengah bagian dari Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama di Indonesia, maka mahasiswa selama kuliah di kampus hijau ini berproseslah dalam wadah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)," sambung Ketua PAC GP Ansor Punggur, Lampung Tengah ini.

 

Cikal bakal perguruan tinggi berbasis pesantren lanjutnya, telah dirintis beberapa tahun lalu, tepatnya pada tahun 2014 oleh KH Ngaliman Marzuki, selaku pengasuh utama Pesantren Darusy Syafa'ah Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah, dan akhirnya terbitlah perizinan berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan  Islam (SK Dirjend Pendis): 3379 Tanggal 16 Juni 2017.

 

"Atas dasar itu, Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Darusy Syafa'ah Lampung Tengah membuka dua program studi, yakni Ekonomi Syariah dan Hukum Keluarga Islam," tutup alumni Pascasarjana IAIN Metro Lampung ini.

 

Kontributor: Akhmad Syarief Kurniawan
Editor: Abdul Muiz