Mempawah, NU Online
Kepolisian Resor atau Polres Mempawah, Kalimantan Barat menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan terselenggara atas kerja sama Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Mempawah atau STAIM dan Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama setempat. Kegiatan berlangsung di aula kampus STAIM, Senin (14/1).
Inspektur Dua Polisi atau Ipda Ali Mahmudi sebagai pemateri pertama menjelaskan seputar wawasan kebangsaan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Wawasan kebangsaan adalah cara pandang suatu bangsa mengenai diri dan ideologinya,” katanya di hadapan peserta diskusi.
Terkait pemuda dan kiprah yang harus dilakukan di tengah derasnya arus informasi termasuk media sosial, dirinya memiliki pandangan. “Pemuda harus lebih selektif dan bijaksana dalam menggunakan media sosial agar juga tidak menjadi agen hoaks, melainkan menjadi penggerak anti hoaks dengan saring dan sharing,” jelasnya.
Sedangkan pemateri selanjutnya, Hamidi mengemukakan agar mahasiswa harus aktif menyambut pemilu. “Di tengah derasnya kabar hoaks, mahasiswa harus berada di tengah dan moderat menjawab perbedaan tantangan dan persoalan saat pemilu ini,” ungkapnya.
Daryono selaku perwakilan dari Kapolres Mempawah mengemukakan tantangan yang dihadapi jelang pemilu memang cukup berat. “Karenanya yang dibahas saat ini adalah pemuda anti narkoba dan hoaks serta radikalisme. Dengan harapan generasi muda dan mahasiswa kelak dapat menjadi pemimpin yang amanah sesuai undang-undang dan Pancasila, serta tetap mempertahankan NKRI,” katanya.
Salihin dari Presiden Mahasiswa STAIM lebih menekankan kepada pentingnya peran mahasiswa untuk terlibat dalam organisasi intra dan ekstra kampus. “Fungsi dan manfaat dari organisasi sangat banyak, maka diharapkan kepada setiap mahasiswa untuk berorganisasi,” ungkapnya.
Sambutan positif disampaikan Muhamad Dofir sekaku perwakilan dari pimpinan STAIM atas diselenggarakannya kegiatan ini. Menurutnya, mahasiswa memiliki peran penting dalam menciptakan pemilu damai.
Dirinya menyoroti suasana tidak nyaman akhir-akhir ini lantaran semakin gencarkan kabar bohong, khususnya di media sosial. “Karenanya harus terus diupayakan ketentraman dalam pelaksanaan pemilu dengan membendung beredarnya kabar bohong atau hoaks yang demikian cepat akibat media sosial dan langsung diserap masyarakat,” tandasnya. (Maulida Rahmah/Ibnu Nawawi)