Surabaya, NU OnlineÂ
Hal yang melekat dari Prancis antara lain adalah tempat wisata. Tentu saja yang paling dicari dan menjadi jujugan adalah menara Eiffel.
Â
Namun berbeda yang digambarkan mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ini. Dalam buku berjudul It's Not Just Eiffel, sisi tentang kehidupan khususnya Muslim di Prancis dijelaskannya.Â
Â
Mahasiswa dimaksud adalah Mohammad Qoimam Bilqisthi Zulfikar. Buku tersebut juga terbit setelah mengikuti kompetisi akademik mahasiswa yang membuat dirinya mengetahui kehidupan di negara kiblat mode tersebut.
Â
Qoimam menjelaskan dalam buku tersebut menceritakan kehidupan di Prancis yang lebih cenderung modern. Prancis merupakan negara multikultural, khususnya di ibu kota Paris yang merupakan salah satu kiblat fashion dunia.
Â
"Dalam buku itu menceritakan kehidupan di Prancis mulai dari toleransi beragama yang sangat besar," kata Qoimam, Kamis (21/1).
Â
Dirinya menceritakan bahwa selama di Paris, keberadaan agama minoritas sangat dihargai. Di mana banyak tempat makan yang menyajikan makanan halal bagi masyarakat Muslim tersebut.Â
Â
"Negara ini cukup menghargai waktu ibadah shalat yang akan dilakukan masyarakat Muslim," jelasnya.
Â
Prancis sendiri salah satu negara di Eropa barat yang memiliki Muslim terbesar sehingga memiliki multirasial dan multikultural yang sangat dihargai.Â
Â
"Di mana kehidupan Muslim di sana sangat menghargai agama manapun," beber pria yang lahir pada 25 Desember 1996 tersebut.
Â
Qoimam menjelaskan dalam buku yang ditulis itu tidak hanya membahas tentang nilai toleransi namun juga tentang kemajuan sains dan teknologi, hingga kekayaan histori serta budaya yang melegenda.Â
Â
"Dalam buku itu menceritakan perjalanan saya selama berada di Prancis," ungkapnya.
Â
Dijelaskannya bahwa untuk dapat merampungkan buku tersebut dibutuhkan waktu selama setahun. Hal ini dilakukan sambil dirinya menjalani koas di rumah sakit (RS).Â
Â
"Karena pandemi Covid-19 ini dialihkan ke online, sehingga tiap hari berada di rumah. Jadi, saya manfaatkan buat menulis perjalanan selama ini," jelasnya.
Â
Mahasiswa semester 3 program profesi dokter tersebut menjelaskan jika sejak Sekolah Menengah Atas (SMA) dirinya senang menulis. Sehingga saat ada kesempatan ke Prancis, dirinya terpacu untuk menulis buku.
Â
"Melalui buku ini saya bisa menyalurkan ilmu yang didapatkan kepada pembaca dengan pembawaan buku lebih ringan untuk dibaca anak muda," bebernya.Â
Â
Qoimam menjelaskan jika masyarakat ingin membeli buku It’s not just Eiffel bisa dibeli melalui aplikasi Shoppe. "Ketik saja judul bukunya it’s not just Eiffel," katanya sembari promosi.Â
Â
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Syamsul ArifinÂ