Daerah

Mahasiswa Harus Kritis Pahami Ideologi Masuk Ke Indonesia

NU Online  ·  Rabu, 30 Agustus 2017 | 13:02 WIB

Bandar Lampung, NU Online
Wakil Rektor III bagian Kemahasiswaan Universitas Lampung Aom karomani berharap agar mahasiswa saat ini lebih kritis dalam menanggapi ideologi yang masuk ke Indonesia.

"Saya harap mahasiswa itu harus selalu kritis karena sekarang banyak aliran yang mempertanyakan eksistensi dasar negara. Padahal itu tidak harus diperdebatkan karena Pancasila sudah final menjadi dasar negara Indonesia," ungkap Wakil Ketua PWNU Lampung ini.

Hal ini disampaikannya pada diskusi dan bedah buku tentang Ideologi Khilafah ala Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di ruang seminar Perpustakaan Universitas Lampung lantai III yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Universitas Lampung, Senin (28/8).

Dosen Fakultas Hukum, Iwan Satriawan, yang juga menjadi narasumber pada diskusi itu mengharapkan para mahasiswa, khususnya kader PMII dan KMNU Unila selalu mencintai dan mempertahankan NKRI.

"Sikap Mahasiswa PMII dan KMNU harus sesuai dengan leluhurnya yaitu para ulama dan kiai-kiai NU yang mencintai dan mempertahankan NKRI sesuai dengan lagu yang dikarang oleh KH Wahab Hasbullah Yalal Wathon," ajaknya.

Diskusi dan bedah buku ini menghadirkan Dr. Ainur Rofiq Al-Amin selaku penulis buku, Prof. Dr. Aom karomani, M.Si selaku Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan M. Makmun Rasyid selaku Pembanding/penulis buku keagamaan dan keislaman.

Kegiatan ini di Ikuti 145 peserta dari beberapa perguruan tinggi di Lampung seperti Universitas Lampung, Itera, UIN Raden Intan, Polinela, PMII Unila dan beberapa dosen Unila, serta anggota dan pengurus KMNU Universitas Lampung.

Sementara itu Ketua KMNU Universitas Lampung, Adam Rouf mengungkapkan bahwa acara ini digelar agar mahasiswa memiliki pemahaman utuh mengenai ideologi khilafah.

"Jadi kegiatan ini untuk mengenalkan ideologi HTI kepada mahasiswa sekaligus pasca pembubaran HTI beberapa waktu yang lalu. Dalam diskusi ini dikupas tentang ideologi khilafah serta bagaimana langkah khilafah masuk ke Indonesia. Sehingga lebih mengenal khilafah yang sebenarnya berdasarkan kita beragama dan bernegara," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)