Daerah

Madrasah di Bawah LP Ma'arif Diharapkan Adopsi Madrasah Unggulan

Sel, 14 Agustus 2018 | 06:00 WIB

Madrasah di Bawah LP Ma'arif Diharapkan Adopsi Madrasah Unggulan

Diklat Teknis kepala madrasah di LP Ma'arif NU Sidoarjo

Sidoarjo, NU Online
Masih minimnya sekolah dan madrasah unggulan di lingkungan Ma'arif Nahdlatul Ulama, mendorong Ketua LP Ma'arif Sidoarjo H Misbahuddin memperluas akses mutu ke lembaga lain. 

Oleh karena itu, pihaknya perlu menyebarkan virus positif madrasah-madrasah unggulan seperti MINU KH Mukmin, MIMNU Pucang, MINU Waru dan sebagainya untuk bisa diadopsi oleh madrasah lain.

"Ini penting dilakukan desiminasi pengembangan madrasah. Agar mereka bisa bersaing dengan lembaga lain," kata Misbahuddin yang juga Direktur Pendidikan YPI Nurul Huda Sedati itu di sela-sela acara sosialisasi program desiminasi pengembangan madrasah, di Aula Kantor LP Ma'arif Sidoarjo, Senin (13/8).

Sekitar 30 Kepala Madrasah di bawah LP Ma'arif Sidoarjo yang menjadi sasaran program. Tak hanya kepala madrasah, sosialisasi program desiminasi pengembangan madrasah juga dihadiri perwakilan pengurus ISNU Sidoarjo.

Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sidoarjo Sholehuddin menyatakan, menjamurnya sekolah dan madrasah di luar NU tidak dipungkiri sedikit banyak mengancam eksistensi madrasah Ma'arif. Maka, sekolah dan madrasah di lingkungan NU ini harus keluar dari zona nyaman.

"Kita harus keluar dari zona nyaman jika madrasah kita tidak ingin ditinggalkan masyarakat. Sejatinya banyak potensi yang dimiliki madrasah NU. Hanya, potensi itu belum dioptimalkan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi untuk mencapai madrasah unggul," tegasnya.

Sholehuddin menargetkan satu kecamatan, minimal satu madrasah unggulan. Hal ini juga yang diinginkan PW Ma'arif NU Jatim. Ia menekankan pola pendampingan.

"Setelah sosialisasi, kepala madrasah bersama tim pengembangan madrasahnya, diundang lagi pada tahap pelatihan di awal September mendatang," ujar anggota Bidang Penjaminan Mutu PW LP Ma'arif Jatim ini.

Widyaiswara Kemenag itu berharap, para kepala madrasah bisa menindaklanjuti materi yang sudah diterima pasca pelatihan. Setelah itu, dalam waktu yang telah disepakati, tim pengembang kabupaten akan melakukan monitoring dan evaluasi.

"Mengenai biaya, diharapkan tidak terlalu membebani madrasah sasaran. Karena ISNU Sidoarjo siap bersinergi dengan Ma'arif," tutupnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua dan anggota Tim seperti H Hamim Thohari, Hj Hamamah, Hj Nur Kholifah, H Lathifah, yang telah berhasil memimpin madrasah-madrasah unggul di lingkungan Nahdatul Ulama Sidoarjo berbagi pengalaman dalam mengelola madrasah hingga menjadi madrasah pilihan utama di Kota Delta ini. (Moh Kholidun/Muiz)