Daerah

Luapan Air Sungai Bengawan Solo Lumpuhkan Kota Bojonegoro

NU Online  ·  Ahad, 30 Desember 2007 | 06:37 WIB

Bojonegoro, NU Online
Luapan air Sungai Bengawan Solo terus menebar bencana di kota-kota yang dilalui. Setelah menggenangi Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (27/12), kemudian ke timur membanjiri Kota Madiun dan Ngawi, sejak kemarin (29/12) pagi, giliran wilayah Kota Bojonegoro terendam.

Air mulai menyerbu Kota Bojonegoro setelah pintu tanggul lapis kedua atau doorlat yang dipasang warga untuk membendung luapan air Bengawan Solo jebol. Semua jalan utama di Bojonegoro, mulai Pattimura, Jaksa Agung Suprapto, W.R. Supratman, Teuku Umar, Pemuda, hingga Panglima Sudirman, sejak Sabtu (29/12) pagi tertutup air setinggi 50 cm hingga satu meter.<>

Banjir juga menyerbu gedung perkantoran seperti kantor Diknas serta kantor Badan KB dan Kesejahteraan Sosial. Gedung STM Negeri I di Jalan Mastrip, rumah Wakil Bupati M. Thalhah, Markas Kodim 0813, serta markas CPM tak luput dari genangan air.

Banjir juga melumpuhkan aktivitas ekonomi di Bojonegoro. Dua pusat aktivitas ekonomi warga, yakni Pasar Besar Kota Bojonegoro dan Pasar Banjarjo, tutup karena air menyerbu kios. Tempat berjualan juga tertutup air sampai selutut.

Satkorlak Penanggulangan Bencana Bojonegoro mencatat, 20 ribu rumah di 14 kecamatan dan 114 desa tergenang air luapan Bengawan Solo. Selain itu, 7.352 hektare areal persawahan dengan tanaman padi serta 1.744 areal tanaman palawija dilalap air banjir. Jumlah warga yang mengungsi sementara tercatat 700 orang. Namun, dipastikan ribuan keluarga yang tinggal di Sepanjang Bengawan Solo telah meninggalkan rumahnya dan tinggal di tenda-tenda darurat di tempat yang mereka anggap aman.

Sejauh ini, dilaporkan dua orang meninggal. Bukan akibat terseret arus, namun lebih karena shock serta kedinginan. Salah seorang korban meninggal tersebut tercatat bernama Tukijo, 65. Dia meninggal karena kedinginan setelah rumahnya terendam air selama dua hari.

Seorang lagi warga Desa Sudah, Kecamatan Malo, belum diketahui identitasnya. "Informasi yang kami dapatkan, dua orang itu meninggal karena shock," jelas Kasubdin Dinas Infokom Johny Nur Haryanto kemarin.

Koordinator Penanggulangan dan Penanganan Dampak Bencana Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo Moelyono menyatakan, ketinggian air menurut papan duga di Bojonegoro sampai pukul 18.00 menunjuk angka 16.20 pheilscale. Namun, ketinggian air di Waduk Karangnongko di Kecamatan Ngraho, pada saat yang sama, mencapai 31.50 pheilscale dan terus menurun.

Dengan demikian, posisi wilayah perkotaan kini berada tiga meter di bawah permukaan air Bengawan Solo. "Debit air Bengawan Solo akan terus menambah banjir di perkotaan," jelasnya.

Hanya, kata dia, kemarin sore sudah tidak ada banjir di wilayah hulu, baik di Solo, Madiun, maupun Ngawi. "Saya memprediksi mulai pagi ini ketinggian air di papan duga Kecamatan Kota (Bojonegoro) akan turun, meski lambat," ungkapnya.

Kapan genangan di Kota Bojonegoro akan surut? Moelyono memprediksi, jika doorlat masih terus dibuka, saat ketinggian air Bengawan di angka 14 pheilscale ke atas, air akan terus mengalir masuk kota. "Mungkin sampai tiga hari kota akan tergenang," ujarnya.

Karena jalur transportasi lumpuh total, distribusi bantuan pun sulit menjangkau daerah bencana. Bahkan, kemarin pagi, Basarnas (Badan SAR Nasional) datang ke Bojonegoro untuk membantu pendistribusian logistik menggunakan helikopter.

Pendistribusian bantuan itu dipusatkan di Stadion Letjend H Soedirman Bojonegoro dipimpin Bupati Bojonegoro M. Santoso. Karena helikopter juga dibutuhkan untuk membantu korban banjir di Ngawi, transportasi udara berwarna oranye itu hanya setengah hari beroperasi di Bojonegoro.

Bupati Bojonegoro M. Santoso menyatakan, helikopter Basarnas telah mengedrop barang bantuan ke beberapa titik yang terisolasi. "Sekali terbang, ada lima titik yang didatangi," ujarnya.

Santoso yang juga mantan Kadolog Papua dan Bali tersebut menjanjikan hari ini helikopter Basarnas mengedrop bantuan sehari penuh. Bantuan yang dipasok dari helikopter itu meliputi dua ribu dus mi instan serta 19 ton beras.

Janji bupati itu dibenarkan Kepala SAR Surabaya Kol Laut (P) Trikora yang kemarin memantau banjir di Ngawi dan Bojonegoro. Dia menuturkan, pihaknya telah menurunkan tim SAR bersama satu Kompi Marinir Brigif 1 untuk membantu mengevakuasi warga yang terjebak banjir.

Marinir membawa tujuh perahu karet dan kantor SAR Surabaya mengerahkan dua perahu karet. Selain itu, sebuah helikopter Basarnas disiagakan untuk mengedrop makanan ke daerah-daerah yang tak terjangkau kendaraan darat maupun perahu karet. "Begitu sampai di sini, tim SAR dari Marinir maupun kantor SAR Surabaya langsung beraksi," tegas Trikora yang dihubungi tadi malam.

Mengenai jumlah dana bencana yang disiapkan pemkab, Santoso yang baru kalah dalam pilkada itu menyebutkan dana Rp 300 juta yang akan diambilkan dari APBD 2008. "Ya kalau kurang, kami minta tambah lagi karena ini kan urusan nyawa manusia," ungkapnya.

Luapan air di Bojonegoro juga membuat kereta api tidak berani melintas di kabupaten yang kaya kandungan minyak tersebut. Kereta api rute Jakarta- Surabaya belum masuk Bojonegoro karena ketinggian air yang menutupi rel mencapai 10 cm. Selain itu, jalan raya Bojonegoro-Cepu, Blora, Jawa Tengah dan Bojonegoro-Ngawi masih putus karena tergenang air. (jp/dar)