Klaten, NU Online
Sejauh mata memandang, terhampar luas area persawahan, penuh dengan kemilau padi yang menguning. Pemandangan ini mungkin akan mengingatkan kita kembali, akan sebutan Pulau Jawa sebagai Jawa Dwipa, Pulau Padi.
<>
Pemandangan yang indah tersebut, dipadu dengan sejuknya semilir angin dan suasana alam desa yang begitu asri. Begitulah suasana di sebuah daerah di Klaten Jawa Tengah, tepatnya di Segawoh, Karangwungu, Kecamatan Karangdowo, Sabtu (4/1).
Sejurus kemudian, datang sejumlah iring-iringan warga dengan membawa bermacam makanan. Sebagian dari mereka juga membawa tumpeng. Rupanya, mereka hendak menggelar tradisi Ngundhuh Berkahing Gusti. Sebuah tradisi ungkapan syukur warga, yang diadakan untuk menandai datangnya panen padi.
Pemimpin acara, Lawu Warta, mengungkapkan acara ini bertujuan untuk mensyukuri berkah Tuhan yang diberikan melalui alam. “Sebagai manusia, kita harus menjaga keharmonisan ini. Menjaga alam dan selalu ingat dengan pencipta, dengan mengucap syukur,” tuturnya.
Hal tersebut digambarkan Lawu Warta dengan dua buah kayon, semacam gunungan wayang. “Kayon dengan aksara jawa itu merupakan simbol dari doa, sedangkan kayon yang berwujud pohon merupakan simbol dari alam. Keduanya, bersama dengan manusia yang membawanya merupakan simbol dari keharmonisan kehidupan,” jelasnya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menjadikan Diri Pribadi Taat melalui Khutbah dan Shalat Jumat
2
Khutbah Jumat: Anjuran Berbakti kepada Orang Tua dalam Islam
3
Khutbah Jumat: Inspirasi Al-Fatihah untuk Bekal Berhaji ke Baitullah
4
Harlah Ke-74: Ini Asas, Tujuan, dan Lirik Mars Fatayat NU
5
Harlah Ke-90 GP Ansor, Simak Lirik Mars yang Ditulis Mahbub Djunaidi
6
Kajian Hadits: Kawin Kontrak di Zaman Rasulullah
Terkini
Lihat Semua