Daerah

LAZISNU di Sidoarjo Terus Asah Kemampuan Penggalian Dana Umat

Sel, 11 Agustus 2020 | 00:30 WIB

LAZISNU di Sidoarjo Terus Asah Kemampuan Penggalian Dana Umat

Suasana Bimtek yang digelar UPZIS LAZISNU MWC Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. (Foto: NU Online: Yuli R)

Sidoarjo, NU Online
Potensi dana umat yang bisa dihimpun sebenarnya masih sangat berlimpah. Karenanya diperlukan langkah strategis yang dikembangkan untuk melakukan penggalangan dana zakat, infak, dan shadaqah yang ujung-ujungnya dimanfaatkan untuk para dhuafa.

 

Untuk itu, NU Care-Lembaga Amil, Zakat, Infak, Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) serius dalam mengembangkan penggalangan dana melalui pelatihan fundraising.

 

Seperti yang dilakukan Unit Pengelola Zakat, Infak, Shadaqah (UPZIS) LAZISNU Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) peningkatan kapasitas fundraising.
 

Bimtek dipusatkan di ruang auditorium UPZIS LAZISNU MWCNU Wonoayu, beberapa waktu berselang. Yang dihadirkan adalah Ketua Pengurus Cabang NU Care-LAZISNU Kabupaten Sidoarjo, Muh Ihsan dan Ketua UPZIS LAZISNU MWCNU Wonoayu, H Surowijoyo. Kegiatan diikuti puluhan fundraising utusan dari ranting yang dengan mematuhi protokol kesehatan.

 

Dihubungi media ini usai terserlenggaranya kegiatan, Ketua UPZIS LAZISNU MWCNU Wonoayu, H Surowijoyo menyampaikan tujuan diadakannya Bimtek.

 

“Bimtek ini diadakan guna membentuk dan menggerakkan struktur LAZISNU, khususnya level  ranting yakni desa. Struktur yang dimaksud adalah bagian operasional lapangan yang bergerak langsung menjemput bola. Terutama divisi penghimpunan dana yakni fundraising, masing-masing mempunyai pembagian kerja dan tanggungjawab yang jelas dan terukur,” katanya, Selasa (11/8).
 

Dijelaskannya, peserta juga dibekali materi pendidikan dan latihan manajemen zakat, infak dan shadaqah. Manajemen menjadi kata kunci dalam menggerakkan kinerja LAZISNU. Yang dimaksud adalah tata kelola lembaga yang berbasis profesionalitas, akuntabilitas, produktivitas, totalitas, dan sinergitas. 

 

“Semua personel yang terlibat dalam operasional di lapangan bekerja secara fulltime, menggunakan strategi penghimpunan yang efektif, mempunyai program distribusi konsumtif dan pendayagunaan produktif yang proporsional, serta membuat laporan yang akuntabel,” jelasnya.

 

Di kesempatan berbeda, Ketua NU Care-LAZISNU Kabupaten Sidoarjo, Muh Ihsan memaparkan pentingnya Bimtek peningkatan kapasitas fundraising.

 

“Kami berharap dengan adanya pelatihan bisa meningkatkan ghirah gerakan kemandirian jamiyah sekaligus meningkatkan wawasan pengurus UPZIS MWCNU maupun ranting untuk menjalankan gerakan kemandirian NU melalui LAZISNU,” paparnya.

 

Disampaikan pula bahwa pemegang kunci gerakan kemandirian NU ada di tangan pengurus NU. Baik syuriah dan tanfidziyah NU untuk terus mendukung gerakan Koin NU Peduli sampai tingkatan ranting.

 

“Agar semua pengurus semangat menjalankan gerakan itu,” tegasnya.

 

Dirinya berharap dengan adanya pelatihan bisa meningkatkan  girah gerakan kemandirian jamiyah.

 

“Kami berharap dengan adanya pelatihan ini bisa meningkatkan ghirah gerakan kemandirian jamiyah sekaligus meningkatkan wawasan pengurus UPZIS MWC maupun ranting untuk menjalankan gerakan kemandirian NU melalui LAZISNU,” ujarnya.

Pada acara tersebut juga diserahkan secara simbolis kaleng Koin NU bantuan dari UPZIS MWC Wonoayu kepada salah seorang utusan ranting. 

 

Kontributor: Yuli Riyanto
Editor: Ibnu Nawawi