Daerah

Lapena Tetapkan Enam Santri Aceh Menulis Buku

NU Online  ·  Ahad, 27 Mei 2007 | 01:06 WIB

Banda Aceh, NU Online
Lembaga penulis Aceh, Lapena, menetapkan enam dari 97 santri di seluruh Provinsi Aceh yang berhak mengikuti program pembinanaan dan penulisan buku tentang keagamaan.

Koordinator program pembinaan dan penulisan buku bagi santri dayah terpadu, Sulaiman Tripa, di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan, sebelum menulis buku, keenam santri, yang terdiri dari tiga laki-laki dan tiga perempuan itu akan mengikuti workshop selama lima bulan.

<>

Keenam santri tersebut adalah Zahrul Bawady (Dayah terpadu Bustanul Ulum Kota Langsa), Adhia Rizki Ananda (Dayah Jeumala Amal Lueng Putu), M. Maimun AR (Dayah Babun Najah, Ulee Kareng), Erlindawati, (Dayah Al-Muslimun Lhoksukon), Uun Auliaus Sakinah dan Raudhatul Jannah, keduanya dari Dayah Ruhul Islam Anak Bangsa Aceh Besar.

Ia menjelaskan, workshop itu sendiri akan melibatkan empat pakar yang sebelumnya terlibat dalam evaluasi. Materi-materi yang akan dipertajam antara lain penggunaan bahasa yang benar, pengorganisasian gagasan serta substansi dan pendalaman materi.

"Bagi peserta yang terpilih kita wajibkan mengikuti sejumlah agenda selama lima  bulan. Kepada mereka juga diberikan sejumlah fasiltas, seperti uang transport, honorarium selama tiga bulan, dan sebagainya. Mereka juga akan kita hadirkan saat peluncuran buku nanti," tutur Sulaiman.

Berbeda dengan dayah salafi (pesantren tradisional), minat menulis santri dari dayah terpadu dinilai cukup tinggi. Ini menjadi potensi tersendiri dalam pengembangan masa depan pendidikan Aceh.

Kegiatan itu sendiri merupakan hasil kerja sama dengan Satker bidang Agama BRR Aceh-Nias.

Pada tahun lalu, kata Sulaiman, Lapena telah melakukan kegiatan serupa, tapi terfokus pada santriwati dayah salafi. "Kegiatan tahun lalu itu telah menghasilkan sebuah buku yang ditulis enam  santriwati dayah salafi. Tahun ini kita coba garap penulisan buku dari santri dayah terpadu. Ternyata minatnya cukup tinggi," lanjut Sulaiman.

Ia menjelaskan, pihaknya menerima sebanyak 97 naskah yang dikirim santri dari 18 dayah terpadu se-Aceh.

Tahun lalu hanya menerima enam naskah. Pada tahun ini menerima sebanyak 97 naskah, sehingga perlu membentuk sebuah tim penilai khusus yang terdiri dari Dr. Mohd. Harun Al-Rasyid, Dr. Nurjannah Ismail, Tgk. Abdul Jabbar dan Fuad Mardhatillah.  

Setelah melakukan evaluasi selama dua minggu tim evaluasi tersebut menetapkan enam calon penulis tetap. "Enam orang inilah yang kita bina untuk melahirkan sebuah buku keagamaan pada tahun ini," ujar Sulaiman yang telah melahirkan sejumlah buku. (ant/sam)