Daerah

Lakpesdam NU Lombok Barat Lacak Genealogi Tuan Guru 

Sen, 9 Desember 2019 | 00:00 WIB

Lakpesdam NU Lombok Barat Lacak Genealogi Tuan Guru 

Seminar Genealogi Tuan Guru NU di Lombok Barat, Sabtu (7/12)

Lombok Barat, NU Online
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PCNU Lombok Barat mengadakan seminar publik
Genealogi Tuan Guru NU di Lombok Barat. Berlangsung Sabtu (7/12) acara bertempat di Aula Kantor Kemenag Lombok Barat.
 
Genealogi menurut Michel Foucoul, seorang intelektual dan filosof dari Prancis, tentang studi mengenai evolusi, jaringan, gagasan, sejarah dan dinamika satu kelompok masyarakat yang telah berlangsung beberapa generasi.
 
Geneologi juga bicara tentang jejak historis, peran, karya bahkan warisan intelektual baik secara fisik atau nonfisik. Genealogi bisa dipakai jadi alat untuk mengkritisi sebuah ide dan praktek dengan melacak sejarah kemunculannya. 
 
Terdapat tiga orang pembicara pada seminar tersebut yakni H Ahyar Fadli (Katib Syuriah PCNU Lombok Barat), H Nazar Naamy (Ketua PCNU Lombok Barat), dan TGH Mustafa Abdullah (Ketua MUI Lombok Barat). 
 
H Ahyar Fadli dalam presentasinya menyebutkan lima orang pasek (paku) bumi tuan guru NU di Lombok Barat. Kelima orang tuan guru kharismatik itu adalah TGH Muhammad Sholeh Hambali (Pesantren Darul Qur’an Bengkel), TGH Abhar Muhyidin (Pesantren Darul Falah, Pagutan), TGH Ibrahim al Halidi (Pesantren Islahudiny, Kediri), TGH Mustafa Al Halidi (Pesantren Islahudiny, Kediri), dan TGH Ridwanullah (Pesantren Darussalam, Babussalam).

"Kelima orang itulah yang banyak melahirkan tuan guru-tuan guru di Lombok Barat. Peran mereka bisa kita lihat banyak alumni dari pesantren-pesantren itu yang menjadi tokoh masyarakat, tuan guru dan membangun lembaga pendidikan Islam dikampungnya," kata dosen Rektor Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Qomarul Huda, Bagu, Lombok Tengah ini.      
 
Penjelasan itu diiyakan oleh H Nazar Naamy. "Saya sepakat dengan presentasi Pak Katib NU tadi. Cuman bedanya saya justru menemukan jaringan alumni pesantren Jawa khususnya Jawa Timur juga banyak melihirkan tuan guru-tuan guru NU di Lombok Barat," kata ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Univeritas Islam Negeri (UIN) Mataram ini.
 
TGH Mustafa Abdullah selaku putra TGH Mustafa Halidi, salah seorang perintis Pesantren Islahudiny, Kediri, Lombok Barat menceritakan kesan tentang ayahnya.
 
"Bapak saya orangnya tidak terlalu suka dipublikasi. Foto beliau pun setahu saya cuma satu. Untuk itu kita agak kesulitan menemukan dokumen tentang beliau, kecuali cerita-cerita yang diceritakan langsung oleh murid-muridnya," tutur Ketua MUI Lombok Barat yang juga syuriah NU ini.
 
Akan tetapi, TGH Mustafa ingat apa yang dipesankan ayahnya. "Jangan mengatakan diri kita baik kepada orang lain. Biarkan orang lain yang mengatakan kita baik. Itulah nasihat yang beliau katakan yang menunjukkan bahwa beliau bukan pribadi yang suka dipublikasi," kata dosen di UIN Mataram ini.
 
Seriusnya tema yang diangkat dalam seminar itu ternyata tidak menyurutkan minat peserta. Peserta yang hadir melebihi target yang dibuat oleh panitia sekitar 100 orang. 
 
"Alhamdulliah sambutan masyarakat cukup besar terhadap seminar ini. Dari target 100 orang, yang hadir mencapai 150 orang," kata Abdurrahman, Ketua Lakpesdam NU Lombok Barat saat diminta tanggapan.    

"Besarnya antusias masyarakat khususnya keluarga besar NU Lombok Barat menambah semangat kami untuk segera merumuskan peta genealogi NU di Lombok Barat," tambahnya.
 
Ia berharap hasil pemetaan mereka dari lakpesdam bisa dicetak dan dipublikasikan secara luas kepada masyarakat.
 
Kontributor: Yusuf Tantowi
Editor: Kendi Setiawan