Daerah

Lailatul Qomariyah, Anak Pengayuh Becak Peraih Doktor di Usia Muda

Jum, 13 September 2019 | 16:00 WIB

Lailatul Qomariyah, Anak Pengayuh Becak Peraih Doktor di Usia Muda

Lailatul Qomariyah bersama orang tuanya usai sidang terbuka program doktor di ITS. (Foto: NU Online/Syarofi)

Pemekasan, NU Online
Meski terlahir dari keluarga serba kekurangan, tidak menyurutkan semangat gadis belia ini untuk menyelesaikan studi hingga program doktor. Bila tekun dan bersungguh-sungguh, serta bersamaan dengan ridha Allah SWT, maka segalanya dapat terwujud.
 
Penegasan ini disampaikan KH Taufik Hasyim, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pamekasan, Jawa Timur atas prestasi yang diraih Lailatul Qomariyah (Laila). Anak pengayuh becak asal Pamekasan tersebut berhasil meraih gelar doktor di usia 27 tahun. 
 
"Selamat kepada Laila. Walaupun lahir dari keluarga yang sederhana, dia mampu bangkit dan meraih doktor," kata Kiai Taufik, sapaan akrabnya, Jumat (13/9).
 
Lebih lanjut, Kiai Taufik menambahkan, bahwa prestasi dapat dimiliki oleh siapapun yang memiliki itikad besar. Asalkan dibarengi dengan tekun dan sungguh-sungguh, maka cita-cita dapat diraih. 
 
"Dari Laila kita belajar bahwa prestasi itu bisa diraih oleh siapa saja, tanpa melihat status sosial. Yang penting dia memiliki sifat tekun dan bersungguh-sungguh," imbuhnya.
 
Dalam pandangan Kiai Taufik, banyak hal yang dapat dicontoh dan diteladani dari diri Laila. Dan itu juga yang harusnya turut menginspirasi anak muda di Nahdlatul Ulama
Semangat dan prestasi Laila bisa ditiru oleh kaula muda khususnya pemuda NU.
 
"Semoga pemuda IPNU-IPPNU, PMII, Ansor dan Fatayat NU bisa meniru langkah semangatnya," harap alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri tersebut.
 
Di tempat terpisah, Laila yang lahir tahun 1992 mengemukakan bahwa untuk menuntaskan pendidikan hingga tingkatan tertinggi, dirinya melewati dengan prihatin.  
 
"Saat di bangku sekolah dasar, setiap hari saya diantar dengan becak. Sehingga saya dikira anak orang kaya, padahal itu bapak saya," kenangnya.
 
Bahkan  ketika dia sudah ada di jenjang SMA, sempat mengalami minder karena teman-temannya pergi ke sekolah dengan mengendarai motor. Sedangkan dirinya menggunakan sepeda angin yang dititipkan di rumah temannya, dekat SMAN 1 Pamekasan. 
 
Setelah lulus SMA,  anak pasangan Suningrat dan Rusmiati ini memiliki cita-cita menjadi dosen, hingga akhirnya memberanikan diri untuk melanjutkan pendidikannya ke salah satu perguruan tinggi ternama tepatnya di Insitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). 
 
Selama kuliah, Laila banyak menghabiskan waktunya untuk belajar sehingga akhirnya mendapat beasiswa untuk kuliah sampai S3 dan berhasil lulus.
 
 
Pewarta: Syarofi
Editor: Ibnu Nawawi