Daerah

Kopri PMII Ciputat Dorong Kiprah Perempuan di Panggung Politik Nusantara 

Jum, 21 Februari 2020 | 10:30 WIB

Kopri PMII Ciputat Dorong Kiprah Perempuan di Panggung Politik Nusantara 

Flyer pelatihan dari Kopri PC PMII Ciputat untuk para kader organisasi kemahasiswaan. (Dok. Kopri PC PMII)

Tangerang Selatan, NU Online
Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Cabang Ciputat akan menggelar Pelatihan Perempuan Politik Kopri (P3K) selama tiga hari ke depan. Hal tersebut dikatakan Ketua Kopri PC PMII Ciputat Wulan Sari Aliyatus Sholikhah di markas PC PMII Jl Ibnu Sina I No 23 Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat (21/2).

Kegiatan bertema “Kiprah Perempuan di Panggung Politik Nusantara” ini akan digelar di gedung Pusdiklat SDM Ketenegakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan di Makasar, Jakarta Timur. Pelatihan tersebut hendak mendorong kiprah perempuan di panggung politik Nusantara. 

Wulan Sari mengatakan, tujuan Kopri Ciputat mengadakan pelatihan ini untuk membuka pola pikir kader Kopri terhadap narasi pembangunan bangsa melalui pendidikan karakter. Kader juga mampu mempelajari situasi perpolitikan nasional.

“Selain itu, kader mampu bersaing secara kapasitas dan kompetitif bersanding dengan kader pria, mampu memberikan kebermanfaatan lebih untuk masyarakat melalui dunia aktivisme dan politikus, dan menumbuhkan gairah kiprahnya dalam dunia politik,” tandasnya.

Kopri Ciputat, lanjut Wulan, mengundang perempuan-perempuan hebat untuk menjadi pemateri dalam acara ini, yaitu Ketua Kopri PB PMII Septi Rahmawati, Anggota Komisi V DPR RI Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, Komisioner KPAI Susianah Affandy.

Selain itu, pihaknya juga mengundang Koordinator Divisi Sengketa Bawaslu Tangerang Siti Fatonah, Komisioner KPPU 2013-2018 Saidah Sakwan, Dosen UIN Syariah Hidayatullah Jakarta Diana Mutiah, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Erni Sugiyanti, dan Sekretaris Kerjasama Luar Negeri DPP PKB.

“Para peserta yang siap mengikuti bukan saja daerah Ciputat, tetapi ada daerah Rangkasbitung, Depok, hingga Sumatera Utara. Oleh karena itu, sangat disayangkan jika acara ini dilewatkan begitu saja,” tandasnya.

Ruang gerak minim
Wulan yang juga mahasiswi tingkat akhir UIN Jakarta ini juga menyinggung sedikit mengenai pandangan perempuan di dunia politik Indonesia. Ruang gerak perempuan dalam dunia politik di negeri ini, kata dia, masih sangat minim. 

“Ini karena masih mengentalnya patriarki, sehingga kesempatan perempuan untuk menjadi politisi dibatasi. Karena persepsi masyarakat mengenai pembagian peran lelaki dan perempuan agak timpang, di mana peran lelaki dianggap lebih mampu dalam dunia politik karena lebih tegas dalam kepemimpinan,” ungkapnya.

Menurut dia, pemikiran ini jelas membatasi perempuan untuk turut berperan aktif dalam dunia politik. Di samping itu, rendahnya dorongan dari partai politik yang kurang memberi peluang kepada kaum perempuan sehingga dianggap tidak peka gender. Hal ini mengakibatkan kaum perempuan merasa diintimidasi dan diremehkan.

“Untuk meningkatkan keterwakilan perempuan di bidang politik, banyak digaungkan oleh aktivis perempuan. Adanya perempuan di lembaga ekskutif maupun legislatif diharapkan mampu mewakili aspirasi kaum perempuan di Indonesia baik tingkat pusat maupun daerah,” tutur Wulan. 

Gadis asal Bengkulu ini berharap, pelatihan ini dapat memberi wawasan kepada para peserta untuk menyadari kiprah perempuan dalam memperjuangkan kebijakan-kebijakan publik yang ramah kepada perempuan.

“Karena pada dasarnya perempuan itu sendiri memiliki sifat keibuan dalam mengerjakan berbagai hal dan teliti dalam melihat sesuatu. Jadi, ruang-ruang publik perlu diisi oleh lelaki dan perempuan secara seimbang untuk meminimalisasi diskriminasi dan marginalisasi gender,” jelasnya.

Wulan menambahkan, sebelum dibuka resmi Ketua Umum PB Kopri pada Jumat (21/2) malam, acara didahului materi bertema Investasi Sosial dan Membangun Kepercayaan Masyarakat dengan narasumber Komisioner KPAI Susianah Affandy. Pelatihan dijadwalkan tiga hari, Jumat-Ahad, 21-23 Februari 2020. 
 
Kontributor: Ummy Mayadah
Editor: Musthofa Asrori