Daerah

'Koprekan' Menggunakan Marching Band

NU Online  ·  Senin, 22 Juli 2013 | 08:00 WIB

Pekalongan, NU Online
Bermain musik untuk membangunkan orang sahur banyak dilakukan para pemuda bahkan anak-anak ketika Ramadhan tiba. Kegiatan seperti ini merupakan tradisi tersendiri di kalangan Muslim di berbagai daerah pada bulan puasa.

Syahwaluddin (24), seorang aktivis IPNU Ranting Kranji Kedungwuni Pekalongan, lima tahun lalu menemukan ide baru untuk membangunkan warga agar melakukan sahur. 

“Bagaimana kalau kita koprekan, begitu masyarakat menyebutnya, dengan menggunakan alat-alat marching band?” dia bercerita.

Dia, yang juga seorang pelatih marching band, meminjam alat-alat seperti bass, senar, triple tam dan piano kepada SMP Islam Walisongo Kedungwuni Pekalongan, tempat dia melatih marching band untuk digunakan dalam kegiatan tersebut.

Sabtu (21/7) sekitar pukul tiga pagi, anak-anak, pemuda dan sebagian aktivis IPNU berkumpul di depan balai pengobatan Nahdhatul Ulama, Jl Kranji Kedungwuni Pekalongan dan segera membentuk barisan serta mempersiapkan alat-alat berupa 2 buah bass, 2 buah senar, 1 buah triple tam dan piano. Mereka berjalan kaki mengelilingi Desa Kranji dan Desa Gembong Kedungwuni Pekalongan.

Seorang warga yang juga ketua RT setempat, Rizqon(47), sangat mengapreasiasi gagasan tersebut. Menurut dia, membangunkan orang sahur dengan marching band sangat efektif sekali. "Saya langsung melek ketika ada marching band lewat di depan rumah saya. Suaranya sangat keras sekali,” ujarnya.

“Saya senang dengan adanya kegiatan ini. Walaupun hal kecil, saya merasa ini sangat membantu sekali,” kata Adi (20), penabuh bass. “Tapi capek juga, harus menggembol bass sebesar ini jalan kaki keliling kampung,” kelakarnya lalu tertawa.

Ngabuburit dengan Ngaji Kitab

Ditempat lain, puluhan remaja yang tergabung dalam Ikatan Remaja Masjid Al-Huda (Irmada) memanfaatkan ‘ngabuburit’ di bulan Ramadhan tahun ini dengan mengaji kitab kuning di serambi Masjid Jami Al-Huda yang berlokasi di Dusun Pungangan, Desa Rancabango, Kecamatan Patokbeusi, Subang, Jawa Barat.

Ketua Umum Irmada, Dedi Setiawan mengungkapkan bahwa kegiatan ‘ngabuburit’ ini terselenggara atas kerjasama antara Irmada dan DKM Al-Huda serta MWCNU Patokbeusi.

“Melanjutkan kerjasama (ngabuburit, red) tahun kemarin antara Irmada, DKM dan MWCNU Patokbeusi” katanya kepada NU Online, Ahad (21/7)

Kitab yang dikaji, tambah Dedi, adalah kitab Daqaiq al-akhbar sekaligus melanjutkan bab pada pengajian ngabuburit di bulan ramadlan tahun kemarin.

“Melanjutkan bab tahun kemarin, rencananya pengajian ngabuburit ini sampai tanggal 25 Ramadhan, kalau tahun ini belum khatam, insyaallah Ramadhan tahun depan dilanjutkan lagi,” ujarnya.

Selain puluhan remaja, dalam pengajian ngabuburit tersebut, juga diikuti oleh bapak-bapak. Jika dijumlahkan peserta pengajian di setiap harinya mencapai 40 sampai 50 orang. Adapun yang didaulat menjadi pembaca kitab adalah Pengasuh Pesantren Al-Karimiyyah yang juga Ketua MWCNU Patokbeusi, Kiai Thala`al Badar Karim.


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Muhammad Khadziq Alami, Aiz Lutfi