Daerah

Kodim 0610 Paparkan Peran Santri Perjuangan NKRI

NU Online  ·  Rabu, 17 Februari 2016 | 18:02 WIB

Sumedang, NU Online
Kodim 0610 Kabupaten Sumedang, Jawa Barat mengadakan roadshow alat utama sistem pertahanan (alutsista) dan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) di MTs dan MA Plus Al-Hikam pada Rabu, 17 Pebruari 2016.

Rombongan Kodim berjumlah 6 personil dipimpin Kepala Perwira Operasi Kodim 0610 Kapten Setiyo Pribadi. Ia memaparkan peran serta santri dalam kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

NKRI merdeka bukan karena perjuangan para TNI saja, tapi perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Dan salah satu yang berperan penting dalam kemerdekaan ini yaitu santri.

Menurut dia, slogan cinta tanah air sebagaian dari iman yang dipakai dalam tema kegiatan ini, merupakan prodak para kiai untuk membakar semangat santri dalam memperjuangkan kemerdekaan NKRI pada zaman penjajahan.

Setiyo juga memaparkan syarat-syarat menjadi anggota TNI. Selain badan dan fisik harus sehat, kekuatan iman menjadi kunci utama menjadi anggota TNI. Kekuatan iman akan meyakinkan anggota prajurit TNI dalam bersikap dan mengambil keputusan.

“Dan di pesantren lah tempat yanh baik untuk memperkuat keimanan itu,” tegasnya.

Ia mengajak kepada siswa-siswi untuk berjuang membela, menjaga, dan mempertahankan NKRI. Kemerdekaan NKRI adalah harga mati yang harus diperjuangkan oleh seluruh rakyat Indonesia. Siswa yang notabene sebagai rakyat Indonesia mempunyai kewajiban untuk bela negara.

Kegiatan roadshow alutsista ini di isi juga dengan memperkanalkan senjata-senjata dan kelengkapan perang yang biasa dipakai oleh TNI. Berbagai jenis senjata kecil, belati, sniper, senjata bedil berbagai nomor, sampai ke senjata berat untuk melontarkan peluru besarpun diperkenalkan kepada seluruh siswa. Berbagai jenis teropong yang biasa dipakai dilapangan serta seragam anti peluru pun ikut diperkenalkan.

Para siswa terkagum-kagum dengan roadshow ini. Mereka sangat antusias menyimak setiap materi yang disampaikan oleh anggota kodim 0610 Kabupaten Sumedang. (Ayi Abdul Kohar/Abdullah Alawi)