Daerah

Kiprah Alumni PKPNU Bawean, dari Pertemuan Rutin Hingga Haul Gus Dur

NU Online  ·  Kamis, 25 Januari 2018 | 00:24 WIB

Gresik, NU Online
Dimotori alumni PKPNU atau Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama, sejumlah kader terus bergerak mengaktifkan kegiatan di akar rumput. Termasuk dengan menyelenggarakan pertemuan rutin, kajian, hingga peringatan haul KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Ustadz Afandi ad-Dakhili yang didaulat sebagai Ketua Forum Komunikasi Alumni PKPNU Bawean menandaskan bahwa banyak kegiatan yang diselenggarakan para alumni pelatihan. 

“Selain melakukan pertemuan rutin, juga diisi dengan membicarakan AD/ART, peraturan organisasi dan peraturan administrasi, serta qanun asasi,” katanya, Rabu (24/1). Belum lagi dengan digalakkannya Koin Peduli NU yang bertujuan bagi kemandirian jam’iyah di masa mendatang, lanjut alumni Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang tersebut.

Harapan besar disampaikan Ali Subhan. Mewakili PCNU Bawean, ia berharap kepada alumni PKPNU untuk membendung permasalahan yang ada di masyarakat. “Termasuk kenakalan remaja saat ini yang sudah jauh dari amaliyah NU,” katanya. Tugas berat itu harus dikawal bersama, lanjut Direktur MBI PP Mambaul Falah tersebut. 

Dan beberapa waktu berselang, yang dilakukan alumni PKPNU adalah dengan menyelenggarakan pengajian umum sekaligus haul Gus Dur. Kegiatan yang dihadiri sejumlah jamaah dan warga sekitar tersebut berlangsung Sabtu (21/1) dan dilangsungkan di Masjid Waliyah Zainab. 

Dalam  ceramahnya, KH. Zubaidi Humaili, yang juga Rais Syuriyah PCNU Bawean memaparkan sosok pengagum KH Abdurrahman Wahid yakni Habib Lutfi bin Yahya. “Gus Dur itu ibarat lokomotif yang sangat canggih dari Jerman, sementara gerbongnya ibarat dokar,” katanya. Artinya, pemikiran Gus Dur dirasa sangat maju serta melampaui zamannya, sehingga banyak orang yang salah paham terhadap apa yang dilakukan dan digagasnya. 

Di akhir ceramahnya, Kiai Zubaidi berpesan akan kiprah para aktivis NU, khususnya kalangan generasi muda termasuk alumni PKPNU. “Kader penggerak NU harus mampu menjaga akhlak yang selama ini sudah menjadi tradisi para salafus shalih,” pungkasnya. (Red: Ibnu Nawawi