Gerakan Pemuda (GP) Ansor, lahir dalam kondisi bangsa tengah berjuang untuk lepas dari belenggu penjajahan. Ketika itu, keberadaannya diharapkan sesuai dengan makna namanya, yakni menjadi penolong, baik bagi NU maupun bangsa.
Terkait makna Ansor sebagai penolong tersebut, ditandaskan Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Sragen KH Ma’sum Abidardak, dalam sambutannya pada acara pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (18/3).
Menurutnya, GP Ansor agar tidak sekali-kali menjadi peminta-minta dalam segi apa pun. “Ansor itu penolong, jadi jangan sampai mita dibelas kasihani!” tukas dia.
Ditambahkan Pengasuh Pondok Pesantren Salama Wabaroka Canden Ketro Tanon Sragen tersebut, kaum muda Ansor juga mesti siap dalam menghadapi segala perubahan zaman. “Ansor harus bergerak dan siap dalam menghadapi tatanan kehidupan modern seperti MEA”, tuturnya.
Sementara itu, para peserta yang berjumlah 80 orang dari ranting dan PAC di Zona Sragen Barat, mengikuti berbagai materi, antara lain ke-NU-an, ke-Anso-an, dan ke-Banser-an. Kegiatan PKD ini dilaksanakan selama dua hari, Sabtu-Ahad (18-19/3), bertempat di Gedung MWC Kecamatan Tanon, Sragen. (Ajie, Jokowa/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
3
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
4
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
5
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
6
Sejumlah SD Negeri Sepi Pendaftar, Ini Respons Mendikdasmen
Terkini
Lihat Semua