Sumenep, NU OnlineÂ
Kiai Abdul Basid Mansur menjadi penceramah dalam haflatul imtihan Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Utara Putri, Guluk-Guluk, Sumenep, Jum'at (11/5).Â
Pengasuh Pesantren Nurul Jadid, Dusun Sakaddu' Barat, Desa Bungbaruh, Kadur, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur tersebut mengurai tiga macam manusia mulia.
"Orang bisa mulia karena tiga macam. Pertama, mulia karena pangkat. Contohnya seperti kepala desa, bupati, gubenur, dan sejenisnya," tegas Kiai Basid.
Kedua, tambah magister theologi Islam tersebut, adalah mulia karena punya keahlian atau profesi. Seperti tukang bangunan, penyanyi, jurnalis, dan sebagainya.Â
"Yang ketiga ialah mulia karena ilmu. Ulama, ustadz, dan kiai itu semua mulia karena ilmunya," papar Kiai Basid.
Tapi kemulian karena jabatan dan profesi, tegasnya, tidak lama. Sebab, ia dibatasi dengan waktu.
Berbeda dengan orang mulia karena ilmu, tekan Kiai Basid, ia akan abadi sepanjang masa. Ilmunya tetap mengalir meskipun orangnya sudah meninggal karena diteruskan oleh santrinya.
"Betapa pentingnya ilmu bagi generasi muda untuk membangun masa depan yang cemerlang. Masa keemasan Islam dulu bisa kembali di era sekarang hanya dengan cara semangat mendidik anak-anak menjadi orang yang berilmu," tukasnya. (Hairul Anam/Muiz)