Daerah

KH Musthofa Mahfud Wafat, Warga Madura Berduka

Sel, 15 Januari 2013 | 22:11 WIB

Sampang, NU Online
Halaman kediaman wakil ketua Tanfidziyah PCNU Sampang KH Musthofa Mahfud, (50) disesaki ribuan masyarakat Madura, Selasa malam (15/1). Mereka berduka sembari mendoakan pengasuh Pondok Pesantren Darul Faizin Dusun Kajuk, Kelurahan Rongtengah, Sampang, itu yang wafat pada Ahad (13/1) lalu. Tokoh NU ini wafat sekitar pukul 11.30 di RS Graha Amerta Surabaya.<>

KH Ahmad Mubassyir Mahfudz, kakak almarhum, menuturkan bahwa KH Mustofa Mahfud meninggalkan enam putra yang terdiri dari satu laki-laki dan lima perempuan. Sedangkan saudara almarhum semuanya berjumlah 35 saudara dari tiga orang ibu, dan yang sekandung berjumlah 22 saudara.

Dikatakan, KH Mustofa Mahfud sempat mengalami masa kritis setelah isya pada Sabtu malam. Namun, paginya sekitar pukul 08.30 sudah kembali sadarkan diri. Bahkan, KH Mustofa Mahfud masih bisa berbicara dengan kerabatnya.

"Baru sekitar pukul 10.00 lebih mengalami masa kritis lagi. Hingga pada pukul 10.30 mengembuskan napas terakhir didampingi keluarganya," terang KH Ahmad Mubassyir Mahfudz sembari menegaskan, penyakit adiknya adalah penyakit jantung. 

Selama hidupnya, KH Musthofa Mahfud dikenal sangat peduli terhadap dunia pendidikan. Bahkan, almarhum saat ini merencanakan sekolah MA (madrasah aliyah) akselerasi. Di samping itu, ia tergolong tokoh NU yang sangat aktif di pendidikan. 

"Belum lama ini, kami sudah selesai mengurus pembebasan lahan untuk MA akselerasi. Namun tidak diduga, Allah memanggil duluan beliau duluan. Kami merasa sangat kehilangan," ujar Kepala MTs di yayasan ponpes tersebut, Abdurrahman.

Untuk diketahui, KH Musthofa Mahfud merupakan wakil sekretaris PCNU Sampang sejak 1995-2002. Pada tahun 2002-2007 sebagai sekretaris, dan selanjutnya pada 2007- 2013 sebagai wakil ketua Tanfidziyah PCNU Sampang. 

Rais Syuriyah KH Syafiuddin Abdul Wahid beserta tokoh NU Sampang lainnya menyatakan berduka yang sangat mendalam atas wafatnya KH Mustofa Mahfud.

"Semoga kabaikan beliau diterima oleh Allah dan kesalahannya dimaafkan oleh-Nya," harap KH Syafiuddin Abdul Wahid dengan wajah sayu.




Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Hairul Anam