Daerah

KH Agoes Ali Masyhuri: Ingin Rezeki Lancar, Berpikirlah Sebelum Berbicara

Ahad, 18 November 2018 | 11:00 WIB

KH Agoes Ali Masyhuri: Ingin Rezeki Lancar, Berpikirlah Sebelum Berbicara

KH Agoes Ali Masyhuri

Pasuruan, NU Online
Peringatan haul Kiai Abdul Hamid Pasuruan ke-37 berlangsung pada Sabtu (17/11) dan dihadiri ribuan jamaah yang ingin mendapatkan barokah dari sang kiai. Salah satu pembicara dalam acara tersebut adalah KH Agoes Ali Masyhuri, Pengasuh Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo.

Kiai Ali mengingatkan kepada para jamaah untuk senantiasa menjaga lisan. “Urgensi berpikir dan menimbang sebelum berbicara. Sebab setiap kata yang kita ucapkan, pasti didengar Allah dan harus kita pertanggungjawabkan,” jelasnya.

Mengutip sabda Nabi SAW, wakil rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini mengingatkan jika seseorang ingin memperbaiki keimanannya, ia harus menjaga lisannya. “Perbaikan iman harus melalui perbaikan hati, dan perbaikan hati harus melalui perbaikan lisan,” pesannya.

Selain itu, Kiai Ali menjelaskan jika seseorang ingin lancar dan luas rezekinya serta senantiasa dipayungi oleh keberkahan, ia harus selalu menjaga lisannya. 

“Meskipun gelarnya banyak, kalau lisannya ga bisa dijaga, pintu-pintu rezekinya akan menyempit dengan sendirinya, karena tidak mampu membangun sebuah kepercayaan di tengah komunitasnya,” jelasnya.

Dikatakan, kalau kalian ingin luas rezekinya, banyak sanak dan saudaranya, jagalah lisanmu. Kalau kalian tidak bisa berbicara yang baik, maka diamlah.

“Serius saya bilang itu, sekelas beliau al-arif billah hadratus syaikh KH Abdul Hamid bin Abdullah bin Umar, itu kalau berbicara sejuk. Tidak pernah Mbah Hamid itu marah-marah ke orang lain dan ngomong sambil menunjuk ke orang lain,” paparnya.

Kiai Ali menambahkan, orang jika hatinya hatinya bening, bersih, hudhur ma'a Allah, ucapannya akan sejuk, bersahabat, yang diusung nilai-nilai kedamaian, nilai-nilai kebaikan. Tapi jika hatinya gelap, keras, maka yang diucapkan sikat, libas, binasakan.

“Seseorang jika hatinya hudhur ma'a Allah, selain manjur sabda dan doanya, ketika berbicara bisa menjadi obat bagi orang yang mendengarkan,” tambahnya.

Kiai Ali juga menyinggung mengapa seseorang penting menjaga lisannya. Hal itu dikarenakan dengan menjaga lisan, seseorang bisa menjaga hati orang lain sebab obat bagi luka di hati susah untuk dicari.

“Ada sebuah ungkapan dari orang bijak, lukanya tubuh terkena pisau itu masih gampang dicari obatnya, harapan untuk sembuh masih terbuka. Tapi lukanya hati terkena ucapan yang menyakitkan sulit dicari obatnya,” tutupnya. (Hanan/Muiz)