Daerah

Ketum JRA Sebut Semua Masalah Dapat Diruqyah

Jum, 15 Oktober 2021 | 21:00 WIB

Ketum JRA Sebut Semua Masalah Dapat Diruqyah

Ketua Umum JRA, KH Abdul Wahab. (Foto: YouTube TVNU)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Jam’iyyah Ruqyah Aswaja (JRA), KH Abdul Wahab, mengatakan bahwa hakikat semua permasalahan terkait kehidupan dapat diruqyah meskipun sebagian bentuknya adalah dengan doa.


“Contoh, dengan membaca istighfar sebanyak mungkin, melancarkan rezeki. Bersilaturrahim, melapangkan rezeki. Itu sebenarnya pola yang mengarah pada ruqyah,” ungkapnya dalam Pengobatan Ala NU yang disiarkan langsung melalui YouTube TVNU, Jumat (15/10/2021).


Dalam acara itu, ia menegaskan bahwa apapun yang diminta kepada Allah dan dengan bahasa apapun namanya adalah ruqyah. Hal yang perlu dipahami, segala masalah yang menimpa manusia dalam perjalanan hidup itu bersifat fisik.


“Masalah yang sifatnya fisik kalau dibicarakan terkait penyakit dinamakan masalah klinis atau medis. Kemudian ada masalah lain yaitu yang sifatnya psikis,” terang Kiai Wahab.


Ia menuturkan, umumnya dunia medis membahas dua hal tersebut. Namun, dalam Islam ada tambahan titik penyebab yang menjadi permasalahan, yaitu mistis atau metafisik, dikenal dengan gangguan jin.


“Ini tidak serta merta karena gangguan jin, tapi ada yang diawali karena dosa-dosanya. Dosa itu menjadikan hati gelap. Ketika sudah gelap, maka psikis menjadi terganggu. Akhirnya medis ikut terganggu,” tuturnya.


Saling terkait
Kiai Wahab menyimpulkan, ada tiga hal yang saling terkait dan tak dapat dipisahkan, yaitu klinis (medis), psikis, dan mistis (metafisik). Masalah klinis sering muncul karena psikis. Masalah psikis dan klinis terkadang ditunggangi masalah mistis.


“Jin mengambil kesempatan ketika ada orang yang sakit. Dia berkamuflase mengganggu manusia lewat sakitnya orang tersebut. Ini terlihat dari keterangan-keterangan sahabat dan dari pengalaman di dunia ruqyah,” ungkapnya.


Kiai Wahab menjelaskan, gangguan jin dapat mengganggu psikis atau kejiwaan seseorang. Dari kejiwaan itu menjadikan fisik menjadi sakit.


“Jadi, ruqyah adalah hal yang penting dilakukan. Jangan hanya dijadikan pengobatan alternatif. Kalau kita menjadikannya alternatif, sama halnya meremahkan dan merendahkan Al-Qur’an,” tuturnya.


Prinsip pertama dan utama ruqyah, lanjut dia, terkait cara pengobatannya. “Jadi, sebelum melakukan pengobatan media, ruqyah-lah terlebih dahulu. Minimal baca basmalah. Syukur-syukur al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas,” terang Kiai Wahab.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori