Daerah

Ketua MUI Jabar: NKRI Bersyariah, Itu Tidak Perlu

NU Online  ·  Selasa, 16 Januari 2018 | 14:40 WIB

Bekasi, NU Online
Pengurus Pengganti Antarwaktu Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi dilantik di halaman Kantor MUI, Selasa (16/1). Ketua MUI yang baru, KH Zamakhsyari Abdul Majid berkomitmen untuk memfungsikan lembaga keulamaan itu untuk terus menjaga umat.

"Keberadaan MUI sangat penting, karena berfungsi menjaga umat. Menjadi dari berbagai akidah yang merusak dan menyimpang dari gerakan-gerakan ekstrem, dari aliran sesat dan menyesatkan," kata kiai yang juga Ketua PCNU Kota Bekasi itu.

Ia menyinggung metode dakwah yang komplementer dengan perkembangan zaman.

"Karena tugas ulama adalah himayatul daulah, menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," tegas dia.

Ia juga menyoroti bagaimana kabar bohong (hoaks) yang begitu masif beredar terutama di media sosial.

Sementara itu, Ketua MUI Provinsi Jawa Barat KH Rahmat Syafe'i menambahkan, ulama berperan sebagai penerus para nabi, pengayom umat, menjadi pemersatu, pelopor pembaruan, dan memegang teguh prinsip amar ma'ruf nahi munkar.

"MUI berperan sebagai warosatul anbiya’, khodimul ummah, dan menjadi pemersatu (bukan provokator), pelopor pembaruan, dan amar ma’ruf nahi munkar," paparnya.

Karena itu, ulama adalah mitra pemerintah, maka mesti kolaboratif.

"Ulama (dalam hal ini MUI Kota Bekasi) juga harus responsif terhadap isu-isu yang berkembang dan strategis. Isu kesusilaan, ekonomi Islam, dan kemudian MUI dapat mengadvokasi produk hukum seperti peraturan daerah yang sesuai syariat," jelasnya.

Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu juga menyinggung soal pemikiran kenegaraan. Kata dia, Indonesia bukan darul harbi, Indonesia juga bukan darul Islam, Indonesia adalah darul ahdi.

 “Makanya ada yang sebut NKRI bersyariah, itu tidak perlu,” tutupnya. (Aru Elgete/Kendi Setiawan)