Malang, NU Online
Adalah H Muhammad Bibit Suprapto, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Malang saat ini. Ia sudah lama malang melintang aktif dalam kepengurusan NU, terutama di Lembaga Pendidikan Ma'arif.<>
Laki-laki kelahiran tahun 1958 ini sudah aktif dalam organisasi NU sejak masih muda. Bahkan pada awal karirnya ia adalah aktivis NU termuda di daerahnya. Ia juga pernah aktif di politik, sejak NU berfusi dalam Partai Persatuan Pemangunan (PPP) pada tahun 1970-an. Dan juga lama menjadi pengurus LP Maarif dan Kepala SMA NU Kepanjen pada sekitar 1980-an hingga 1996. Pada awal era reformasi, ia menjadi anggota DPRD Jawa Timur dari PKB. Dan kini, sejak tahun 2010 ia menjadi Ketua PPCNU Kab. Malang.
Selain sebagai aktifis yang penuh semangat, ia juga aktif dalam menulis. Ia banyak menulis buku, juga makalah untuk dipresentasikan dalam berbagai forum. Ia mengaku sudah mulai suka menulis sejak muda. Semasa masih menjadi guru biasa di SMPNU Kepanjen.
Untuk masalah kepenulisan ini, Bibit mengaku mendapatkan inspirasi menulis pertama dari sebuah buku karya KH Saifudin Zuhri, berjudul “Guruku, orang-orang dari Pesantren.” Menurutnya, buku itu adalah buku yang menarik dan enak dibaca. dan dari sanalah ia mendapatkan minat menulis.
“Buku Kiai Syaifudin Zuhri adalah buku yang menarik, ringan dan enak dibaca. Dan karyanyalah yang pertama kali saya baca secara tuntas,” katanya dalam sebuah pelatihan Kader NU di Malang kira-kira satu tahun lalu.
Kini, Bibit Suprapto telah menulis tidak kurang dari ratusan buku dalam berbagai bidang kepenulisan; politik, sosial, agama dan utamanya adalah Sejarah. Di kalangan masyarakat NU di Malang, terutama di mata para pengurusnya, Bibit Suprapto memang dikenal sebagai orang yang mempunyai pengetahuan dalam bidang sejarah, utamanya sejarah Nahdlatul Ulama dan tokoh-tokohnya.
Sebuah buku tulisannya yang berjudul, “NU: Perjalanan, Peran dan Prospeknya” kabarnya bahkan telah beredar di negeri Jiran Malaysia. Meskipun penerbitannya tanpa sepengetahuan dirinya.
“Ada seorang teman pengurus NU Kota Batu, bilang pada saya kalau buku NU yang saya tulis itu beredar di Malaysia seharga 20 ringgit. Saya tidak tahu siapa yang menerbitkannya. Karena mereka tidak ijin. Tapi tidak apa-apalah yang penting dibaca orang dan bermanfaat,” katanya kepada NU Online Jum’at (20/12) kemarin.
Kali ini ia tengah dalam proses menyelesaikan sebuah buku ensiklopedi Ulama Indonesia. Buku yang berisikan biografi lebih dari 1000 Ulama Nusantara itu kira kira akan menjadi lebih dari 4 jilid. Dan saat ini masih berbentuk tulisan tangan. Ia menargetkan buku itu akan selesai dalam waktu selambat-lambatnya lima tahun lagi. Penulisan ensiklopedi ini telah berjalan sejak tahun 1990. Sudah sekitar 23 tahun lalu.
“Ensiklopedi ini sudah saya mulai penulisannya sejak tahun 1990-an. Sudah hampir seperempat abad. Jika selesai dalam waktu kurang dari 5 tahun lagi yang sudah Al-Hamdulillah,” katanya .
“Saya sangat mendukung pada semua pemuda NU untuk rajin menulis. Karena menulis itu akan membuat kita mempunyai tinggalan hidup saat kita tiada,” katanya juga dalam kesempatan lain. (Ahmad Nur Kholis/Anam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menggali Hikmah Ibadah Haji dan Kurban
2
Khutbah Jumat: Menggapai Pahala Haji Meskipun Belum Berkesempatan ke Tanah Suci
3
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
4
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
5
Hilal Terlihat, PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025
6
Niat Puasa Dzulhijjah, Raih Keutamaannya
Terkini
Lihat Semua