Daerah

Ketua Ansor Pamekasan Imbau Pemuda Buat Karya Baru

Sab, 11 Januari 2020 | 00:00 WIB

Ketua Ansor Pamekasan Imbau Pemuda Buat Karya Baru

Ketua GP Ansor Pamekasan, Syafiuddin saat memberikan materi di acara kaderisasi salah satu organisasi kepemudaan, Jumat (10/1). (Foto: NU Online/Sulaiman).

Pamekasan, NU Online

Era revolusi industri 4.0 sudah di depan mata. Era ini diyakini dapat meningkatkan perekonomian dan kualitas kehidupan manusia secara signifikan. Namun semuanya harus diimbangi dengan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Tanpa peningkatan SDM yang memadai, maka era industri 4.0 tak akan berarti apa-apa.

 

Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor Pamekasan, Jawa Timur, Syafiuddin saat mengisi Stadium General di acara kaderisasi salah satu organisasi kepemudaan di Pamekasan, Jumat (10/1).

 

Menurutnya, pemuda harus menghasilkan karya-karya baru, bukan sekedar berwacana yang hanya berputar di ranah diskusi saja. Pemuda jangan hanya menjadi pengikut (follower) akan tetapi harus menjadi inisiator (beginner).

 

"Era ini harus diimbangi dengan SDM yang mumpuni. Pemuda sekarang itu tidak boleh hanya menjadi follower, tapi harus menjadi beginner. Sehingga tercipta karya-karya baru," kata Syafiuddin

 

Syafiuddin menegaskan, pemuda juga harus bisa menggali bentuk kolaborasi baru dalam ranah peningkatan digital skill. Secara global, era digitalisasi akan menghilangkan sekitar 1- 1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015 – 2025. Sebab posisi manusia akan digantikan dengan mesin-mesin otomatis.

 

"Lebih dari separuh dari sarjana yang ada sekarang ini adalah pengangguran. Berarti nilai jual sarjana sudah menurun. Ini tidak bisa terus dibiarkan, pemuda harus menunjukkan eksistensi dirinya sebagai agen perubahan sekaligus penentu utama nasib bangsa ini ke depan, termasuk dalam kemandirian ekonomi," jelas aktivis yang kini menjabat sebagai wakil pimpinan DPRD Kabupaten Pamekasan itu.

 

Pemuda diharuskan selalu mencoba dan menerapkan teknologi terbaru. Meningkatkan kolaborasi antara dunia industri, akademisi, dan masyarakat untuk mengidentifikasi permintaan dan ketersediaan skill bagi era digital di masa depan, juga perlu dilakukan.

 

"Mari kita harus pintar berkolaborasi dan menjadi pelopor kemajuan dunia industri di era yang serba teknologi ini," tambahnya.

 

Pemuda juga dituntut memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang asing dan belum diketahui solusinya di dalam dunia nyata. "Keberadaannya kita ini wajib menjadi pemecah dalam setiap permasalahan baru yang muncul," tukasnya.

 

Kontributor: Sulaiman

Editor: Aryudi AR