Ketika Rasulullah Melarang Sahabat Pindah Rumah Dekat Masjid
NU Online Ā· Ahad, 11 November 2018 | 04:30 WIB
Semua perintah Allah dan Rasulullah memiliki hikmah besar bagi umat Islam. Tidak hanya perintah, larangan Allah dan Rasul pun terkandung hikmah bagi manusia. Seperti hikmah larangan RasulullahĀ terhadap sahabat yang hendak memindahkan rumahnya ke dekat masjid. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim mengisahkan tentang Bani Salamah yang meminta izin kepada Nabi untuk menempati tanah kosong yang berdekatan dengan sebuah masjid.
Bani salamah berfikir karena rumah mereka jauh dari masjid maka dengan berpindah ke dekat masjid, mereka akan semakin mudah dalam mendatangi shalat berjamaah. Namun ternyata Nabi tidak mengizinkan niat Bani Salamah tersebut.
Larangan Nabi tidak dengan tanpa alasan. Nabi mengingatkan Bani Salamah sebanyak dua kali untuk tetap di rumah yang letaknya jauh dari masjid. Karena dalam sabdanya Nabi menjelaskan, sesungguhnya pada tiap-tiap langkah menuju ke masjid mengandung keutamaan satu derajat
Inilah alasan Nabi melarang sahabatnya dari Bani Salamah untuk memindahkan rumah di dekat masjid. Sebab semakin jauh jarak yang ditempuh dan besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh orang yang beriman dalam mendatangi shalat berjamaah di masjid, semakin besar pula pahala yang diberikan Allah SWT.
Kisah ini disampaikan oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, Lampung H Taufik Qurrohim saat memaparkan keutamaan shalat berjama'ah yang diambil dari hadits Nabi dalam Kitab Tankihul Qaul karya Imam Nawawi.
āLarangan Nabi ini juga tidak berarti kita umat Islam harus tinggal jauh dari masjid. Ini menunjukkan bahwa jika kita tahu banyaknya fadhilah shalat berjamaah di masjid, maka kita akan senantiasa shalat berjamaah di masjid,ā tegasnya pada paparan dalam kegiatan Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi) di Aula Gedung NU Pringsewu, Ahad (11/11).
Mas Taufik, begitu ia biasa disapa, memaparkan bahwa dalam riwayat lain disebutkan satu langkah menuju shalat berjamaah di masjid berhak atasnya satu derajat, sedangkan langkah yang lainnya menjadi penghapus dosa baginya. Orang yang gemar ke masjid merupakan sahabat malaikat. Ketika sakit dijenguk, ketika susah akan dibantu dan dalam shalatnya selalu ditemani para malaikat yang bersama-sama mengucapkan lafadz Amin setelah membaca Fatihah.
āShalat adalah perintah wajib dari Allah. Shalat berjamaah adalah sunah Rasul. Rasul telah mencontohkan bahwa beliau tidak pernah shalat 5 waktu sendiri selama hidupnya. Ini menjadi motivasi dan cambuk bagi kita untuk senantiasa mencontoh Nabi dari sisi shalat berjamaahnya,ā jelas Mas Taufik.
Ia pun menambahkan dengan sebuah kisah inspiratifnya tentang seseorang kakek tua dan cacat netra yang tempat tinggalnya jauh dari masjid namun tetap istikomah shalat berjamaah. Tidak hanya itu saja, ketika berangkat ke masjid, ia harus melewati daerah yang banyak sekali hewan buas dan membahayakan keselamatannya. Semua itu dilakukannya untuk menggapai keutamaan shalat berjamaah.
āBagaimana dengan kita?,ā tanyanya mengajak semua untuk berinstropeksi diri. (Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua