Daerah

Kesaksian Jamaah Haji Probolinggo atas Tragedi Mina

Rab, 21 Oktober 2015 | 08:01 WIB

Probolinggo, NU Online
Jamaah haji asal Kabupaten Probolinggo sangat meyakini bahwa kejadian musibah Mina yang mewafatkan 14 jamaah haji tersebut terjadi bukan kesalahan jamaah karena salah jalur saat mau melempar jumroh. Keyakinan tersebut disampaikan H Syaiful yang merupakan saksi korban yang mengetahui persis saat kejadian berlangsung.<>

Hal tersebut disampaikan oleh jamaah haji asal Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo itu saat tiba di Miniatur Ka’bah di Desa Curahsawo Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo, Ahad (18/10) lalu. “Kami sangat yakin tidak salah jalur saat hendak melempar jumroh,” katanya.

Menurutnya, saat itu jamaah haji asal Indonesia terjadwal dalam perjalanan terowongan nomor 23 dan 24. Dalam terowongan tersebut, jamaah haji Indonesia datang bersamaan dengan jamaah haji asal negara Afrika, Iran dan Iran. “Setelah sampai pada pertengahan jalan, tiba-tiba terowongan ditutup oleh petugas keamanan tanpa alasan yang jelas,” jelasnya.

Lebih lanjut Syaiful menerangkan, saat itu jamaah yang dibelakang jamaah asal Indonesia pun berbondong masuk pada terowongan yang menjadi jalan menuju lempar jumroh itu. Karena jalan ditutup, maka jamaah menjadi berdesakan hingga mengakibatkan saling injak sebagai upaya untuk saling mempertahankan hidup masing-masing jamaah. 

“Kalau ada informasi tentang adanya kesalahan jalur yang dilewati, kami sangat meyakini itu informasi yang tidak benar,” ungkap lelaki yang juga Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Safara itu. 

Syaiful juga menyampaikan alasan logis soal adanya informasi kesalahan jalur itu tidak benar. Sebab, ada sekitar 785 jamaah asal Indonesia yang menjadi korban atas musibah Mina. Dengan banyaknya jumlah korban jiwa, sangat tidak dimungkinkan adanya kesalahan jalur. “Masak semua korban yang wafat itu semuanya salah jalur,” tegasnya.

Sementara Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo yang duduk sebagai anggota Komisi VIII DPR RI H Hasan Aminuddin memberikan respons atas kesaksiaan sekaligus korban Mina. “Kesaksian para korban menjadi sangat penting agar kami bisa memberikan masukan kepada Menteri Agama,” katanya.

Apalagi jumlah jamaah haji asal Indonesia setiap tahun terus bertambah. Sehingga butuh kesiapan bagi Dirjen Penyelenggaran Ibadah Haji dan Umrah untuk menyiapkan segalanya agar kendala teknis yang terjadi selama penyelenggaraan ibadah haji pada tahun ini tidak terulanng.

“Nanti saat rapat bersama Kementerian Agama RI, aspirasi para jamaah akan kami sampaikan untuk segera diperbaiki pada penyelenggaraan tahun depan,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Fathoni)