Daerah

Kepada Orang yang Salah Pun, Rasulullah Bertutur Lembut

NU Online  ·  Ahad, 9 Desember 2018 | 05:30 WIB

Sumenep, NU Online
Ujaran kebencian, caci maki, fitnah bukanlah watak Rasulullah Muhammad SAW. Di dalam dirinya terdapat akhlak yang lemah lembut. Allah mengutus Rasulullah ke dunia ini demi untuk menyempurnakan akhlak mulia. 

"Rasulullah secara bertutur kata lembut, termasuk saat sahabatnya dalam kondisi salah sekalipun. Menegurnya pasti selalu santun," tegas Kiai Abdul Basid Mansur saat menjadi penceramah dalam acara maulid nabi oleh Gerakan Pemuda Ansor dan IPNU-IPPNU Sumenep di Masjid Sabilal Mubtadeinn Sumber Minsoi, Desa Baragung, Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep, Sabtu (8/12) malam.

"Sungguh indah wajah dan perilaku Nabi kita dalam tutur kata, lembut dalam sikap dan tindakan. Semoga kita bisa mencontoh akhlak Nabi Muhammad SAW," tembahnya.

Menurut Pengasuh Pesantren Nurul Jadid, Bungbaruh, Kadur, Pamekasan ini ketika  berbicara, Rasulullah selalu menggunakan bahasa yang indah dan gaya bicara yang santun. 

Banyak sekali riwayat yang menyebutkan karakter Rasulullah SAW. Salah satunya kepada Aisyah RA, istrinya.

Setiap kali memanggil Aisyah, Rasulullah selalu menggunakan julukan 'Ya Humaira' yang berarti kemerah-merahan. Rasulullah memuji istrinya yang memiliki pipi kemerah-merahan.

Juga seperti kisah dari Anas bin Malik RA yang menjadi asisten Rasulullah. 

"Selama mendampingi Rasulullah, Anas tidak pernah dibentak maupun dimaki dengan kasar. Meskipun Anas melakukan kesalahan, Rasulullah menegurnya secara santun dan lembut," tegasnya.

Di era kekinian, tegas Kiai Basid, umat Islam tidak perlu mengikuti para kiai atau habib sekalipun bila tidak mencerminkan karakter Rasulullah SAW.

"Kita lihat lahiriahnya saja dulu; kalau sudah sering kasar dan menebar kebencian meskipun berstatus habib atau kiai pun, kita harus menjauhinya. Jangan mengikutinya karena sikap dan ucapannya sudah bukan berasal dari Nabi," tukasnya. (Hairul Anam/Abdullah Alawi)