Daerah TRADISI

Kemeriahan Peringatan Satu Suro di Solo

Rab, 6 November 2013 | 15:30 WIB

Solo, NU Online
Peringatan Tahun Baru Hijriah di Solo juga diselenggarakan di berbagai tempat. Ada yang mengadakan pengajian, lomba, karnaval, dan sebagainya. Namun yang paling ditunggu-tunggu, tentu semarak 1 Suro (1 Muharram) yang diadakan di dua tempat, Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran Surakarta.
<>
Di Alun-alun Kidul, Kirab 1 Suro 1435 Hijriah oleh Keraton Kasunanan Surakarta, Selasa (5/11) dini hari, berlangsung berbeda. Bila biasanya kerbau Kiai Slamet diarak bersama sejumlah senjata pusaka, kali ini pusaka milik Kasunanan Surakarta tersebut tidak dikeluarkan.

Keputusan tersebut diduga untuk menghormati ketidakhadiran sang raja Sinuhun PB XIII sebagai raja pada acara tersebut.

“Tidak ada pusaka yang dikirab malam ini karena memang yang berhak mengeluarkan pusaka hanya Sinuhun. Ini bukti bahwa kami tidak berniat menyingkirkan beliau dan masih mengakui beliau sebagai raja,” kata Wakil Pengageng Museum dan Pariwisata, KRMH  Satryo Hadinagoro.

Meskipun demikian, kirab tetap berlangsung semarak. Masyarakat dengan antusias menunggu kedatangan kerbau-kerbau keturunan Kiai Slamet, di pinggir jalanan yang menjadi rute kirab. Sebagian dari mereka bahkan terlihat memperebutkan kotoran kerbau, yang menurut mereka dapat menambah kesuburan sawah.

Jamasan di Mangkunegaran

Sementara itu, di Keraton Mangkunegaran Surakarta, peringatan malam 1 Suro ditandai dengan acara jamasan yang diadakan di depan Pendopo Pura Mangkunegaran Surakata, Senin (4/11) malam.

Acara tersebut didatangi oleh warga dari berbagai daerah seperti Boyolali, Karanganyar, Salatiga, dan beberapa wilayah lainnya. Warga yang datang ingin mendapatkan berkah dari air kembang setaman bekas jamasan pusaka yang dipercaya dapat memberikan kesehatan, berkah, kepintaran, serta kepercayaan lainnya.

Salah satu pengunjung asal Salatiga, Wati, mengatakan dirinya percaya kalau air jamasan ini membawa berkah.

“Ini biar diberi kesehatan, apalagi kalau diusapkan ke bagian tubuh yang sakit. Dipercaya bisa menyembuhkan, saya setiap tahun selalu datang kesini untuk mendapat air yang dipercaya membawa berkah ini,” ungkapnya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

 

Foto: Warga sedang antusias berebut Jemasan