Daerah

Kemenag Jateng: Banyak yang Tak Paham Kiprah Pesantren

NU Online  ·  Selasa, 3 Maret 2015 | 05:30 WIB

Blora, NU Online
Kementerian Agama (Kemenag) Wilayah Jawa Tengah menilai, pesantren telah banyak berkiprah untuk masyarakat secara langsung, bahkan mengerjakan apa yang menjadi tugas kementerian agama secara langsung.
<>
Namun demikian, kata Kepala Kemenag Jateng Ahmadi, pemerintah kadang tidak begitu paham mengenai peran strategis itu. Karenanya, pesantren harus terus-menerus didengungkan kepada khalayak dan pemangku kebijakan.

"Pendekatan ini perlu kita sosialisaskan pada orang lain. Banyak orang tidak faham dengan peran ponpes (pondok pesantren)," tandas pria kelahiran Banjarmasin ini dalam halaqah pengasuh pondok pesantren se-eks karesidenan Pati di Pesantren Al-Hikmah, Ngadipuro, Blora, Jawa Tengah.

Menurut Ahmadi, Kemenag dalam hal ini hanya dapat membantu fungsi kelembagaan. Antara lain, pertama, meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan. Kedua, kualitas kerukunan umat beragama. Pesantren, tambahnya, lagi-lagi menjadi pelopor untuk menjaga harmoni yang ada di sekitarnya. Ketiga, kualitas pendidikan agama dan keagamaan. Dan keempat, meningkatkan kualitas ibadah haji agar penyelenggaraan haji semakin lebih baik.

Ia juga menjelaskan bahwa mulai tahun ini melaui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dana optimalisasi haji digunakan untuk membangun kantor urusan agama di kecamatan, membangun perguruan tinggi agama, dan asrama haji. Tahun depan, dana ini akan digunakan untuk pengelolaan pesantren. Bahwa yang terpenting adalah kembali kepada pondok pesantren.

Ahmadi mendorong pesantren menyukseskan program pemerintah yang menargetkan pada 2019 memiliki 5000 doktor. "Kiblat pendidikan Islam tidak selamanya di Mesir ataupun negara Timur Tengah, melainkan juga harus di Indonesia," ungkap Ahmadi. (M Zulfa/Mahbib)