Kemajemukan Warga Picu Pembentukan MUI Belitang
NU Online · Jumat, 27 Desember 2013 | 15:02 WIB
Sekadau, NU Online
Tingginya tingkat kemajukan warga mendorong pembentukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di kecamatan Belitang kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, Kamis (26/12). Pembentukan MUI Belitang bertujuan mewadahi keragaman umat demi menciptakan kondisi warga yang berakhlak mulia.
<>
Demikian dikatakan Ketua pengurus harian MUI Sekadau Kiai Muhdlor yang memimpin langsung pembentukan MUI Belitang di masjid Sirajudin desa Belitang kecamatan Belitang, Kalbar, Kamis (26/12).
Menurutnya, ulama di Indonesia menyadari kemajemukan dan keragaman umat Islam dalam pikiran dan paham keagamaan. Kenyataan itu dimaknai sebagai rahmat bagi umat yang diterima sebagai dinamika pemikiran.
Sebab sikap menghormati perbedaan pikiran dan pandangan merupakan wasilah bagi terbentuknya kehidupan kolektif yang dilandasi semangat persaudaraan (ukhuwah), tolong menolong (ta'awun) dan toleransi (tasamuh), tambah Kiai Muhdlor.
“Keragaman pemahaman itu kelebihan Bangsa Indonesia. Kita tidak mengharapkan terjadinya benturan antarkelompok,” tegas Kiai Muhdlor dalam sambutannya.
MUI Belitang merupakan MUI pertama dari tujuh kecamatan di Sekadau. Pembentukan ini dihadiri Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Belitang. Wakil dari masing-masing ormas di atas masuk dalam kepengurusan MUI Belitang.
Selain itu, MUI Belitang hadir karena tingginya semangat warga dalam kegiatan-kegiatan keagamaan di kecamatan ini, pungkas Kiai Muhdlor. (Musa Albanjari/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
2
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
5
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
Terkini
Lihat Semua