Daerah

Kedutaan Tawari Keluarga Besongo Belajar di Amerika

NU Online  ·  Selasa, 18 Desember 2018 | 13:30 WIB

Kedutaan Tawari Keluarga Besongo Belajar di Amerika

Ms Brett A Walkley berdialog dengan santri Besongo

Semarang, NU Online
Pondok Pesantren Darul Falah (Dafa) Besongo kedatangan tamu istimewa dari Kedutaan Besar Amerika Serikat, Ms Brett A Walkley. Kunjungan kali ini diisi dengan diskusi dengan santri dan dewan asatidz, Senin (17/12).

Kegiatan ini diadakan sebagai salah satu wujud hubungan damai antara kedua negara, Indonesia-Amerika. Negara Indonesia dipilih karena menjadi negara dengan Muslim terbanyak namun tetap dikenal sebagai negara damai.

Bertempat di Mushala Rhoudlotul Jannah, acara ini mendatangkan kesan istimewa, pasalnya saat digelar sesi diskusi langsung dimoderatori oleh Pengasuh Pesantren, KH Imam Taufiq.

Dalam kesempatan ini, KH Imam Taufiq berpesan agar diskusi dapat dimanfaatkan dengan baik untuk menggali informasi penting yang akan disampaikan perempuan kelahiran California itu.

Tak hanya memperkenalkan diri, dalam diskusin dengan para santri, Ms Brett menawarkan beberapa program seperti life in USA, exchange program, YSEALI program, student leader, dan beberapa program lain yang serupa.

Menurutnya program-program ini dimaksudkan agar santri dan asatidz dapat belajar di Amerika selama beberapa waktu. Tentu tak bisa setelah daftar langsung terbang ke Amerika, penyeleksian dilakukan bukan hanya dalam Indonesia namun juga dengan seluruh negara ASEAN. Peserta yang dipilih bukan hanya karena sekedar jalan-jalan di Amerika, namun juga berkomitmen untuk memajukan komunitasnya dengan ilmu yang telah ia dapat selama mendapatkan ilmu baru di Negeri Paman Sam itu. 

“Saya bangga dengan santri di sini karena memang unik. Mahasiswa yang nyantri," papar Ms Brett.

Selain itu Ms Brett mengatakan menyukai orang Indonesia. Menurutnya orang Indonesia itu hangat, bersahabat dan dia menikmati keadaan seperti itu. "Lebih dari lima bulan di Indonesia memberikan kesan keanekaragaman kehidupan dan alam. Hal ini pula yang membuat saya betah di Indonesia sebagaimana keadaan di tanah kelahiran saya," ujarnya.

Naila, salah seorang santri mengatakan bahwa diskusi semacam ini menarik karena termasuk kegiatan yang jarang terjadi, terlebih ada tamu dari kedutaan di Pesantren Besongo. Hanya saja, kendalanya adalah kurang cakapnya beberapa santri dalam berbahasa Inggris sehingga membuat kesulitan meresap pesan yang disampaikan dari Ms Brett.

Namun, di balik itu diskusi ini tetap memberikan dampak positif bagi santri dengan tambahnya semangat belajar apalagi untuk bisa belajar di luar negeri. Hal itu memberikan semangat bagi santri untuk menguasai kecakapan dalam berbahasa Inggris. (Gayuh/Kendi Setiawan)