Daerah

Keberadaan Lembaga Pendidikan Jadi Perhatian Ketua NU Jatim

NU Online  ·  Sabtu, 8 Desember 2018 | 16:30 WIB

Keberadaan Lembaga Pendidikan Jadi Perhatian Ketua NU Jatim

KH Marzuki Mustamar saat sambutan pada Raker PWNU Jatim.

Surabaya, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar mengatakan bahwa pendidikan di lingkungan Ma’arif NU harus ditingkatkan. Terutama pendidikan keaswajaan hendaknya diajarkan secara serius, agar para pelajar NU ketika meneruskan ke pendidikan tinggi lebih kebal dari serangan kelompok yang mudah mengafirkan atau takfiri. 

“Di dalam sistem dan materi ajar di Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU harus seteril dari kutipan tokoh-tokoh Wahabi. Jangan sampai anak-anak kita mengutip dari tokoh wahabi. Pendidikan Aswaja harus dikuatkan agar bisa tahan dari serangan organisasi yang bertentangan dengan NU,” kata KH Marzuki Mustamar pada pembukaan Rapat Kerja (Raker) PWNU Jatim di Surabaya, Sabtu (8/12) petang.

Selain itu, Pengasuh Podok Pesantren Sabilurrosyad Kota Malang ini berpesan agar LP Ma’arif bisa menentukan kepala sekolah. Ketika ada lembaga pendidikan yang didirikan kiai NU, LP Ma’arif harus diajak bergabung agar bisa menyamakan visi misi di bidang pendidikan Ma’arif. “LP Ma’arif harus bisa mengklasifikasi sekolah yang di luar Ma’arif,” jelasnya.

Masih di bidang pendidikan, Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) NU juga turut disinggung. RMI NU Jatim harus mendata pondok pesantren salaf. Selain itu, RMI harus bisa memetakan pesantren salaf dan pesantren khalaf. Misalnya pesantren salaf dengan level A mereka yang boyong bisa menjadi kiai. Sedangkan pesantren yang level B ada pendidikan formalnya. 

“Khusus para gus yang bergabung dalam gawagis sering-sering ngopi bareng, menjalin silaturrahim antarpondok pesantren, agar nanti ketika menjadi pengasuh pondok pesantren, terus menjalin hubungan antar pondok pesantren,” pinta Kiai Marzuki. (Rof Maulana/Ibnu Nawawi)