Karomah Buah dari Istiqomah

Jakarta, NU Online
Beberapa minggu lalu, media diramaikan dengan guru spiritual yang dianggap punya karomah. Namun pada kenyataannya itu hanya bohong belaka. Bahkan sampai dilaporkan ke kepolisian.

Dosen tasawuf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ahmad Shodiq menjelaskan perbedaan karomah yang sebenarnya dengan karomah bohongan itu. Menurutnya, karomah adalah hasil dari proses melakukan kesunnahan secara terus-menerus. Hal ini ia sampaikan pada peringatan Muharram 1438 H Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Pendidikan Agama Islam Cabang Ciputat di Masjid Fathullah, Ciputat, Selasa (1/11).

“Karomah itu kemuliaan yang diberikan Allah pada kekasih-Nya, buah dari istiqomah,” ujar Kiai Shodiq.

Maka tidak mungkin kalau orang yang tidak beristiqomah itu mempunyai karomah. Kita bisa lihat orang yang mengaku punya karomah itu dari istiqomahnya. Dia punya istiqomah apa.

Kiai Shodiq menjelaskan bahwa istiqomah adalah mudawamah riyadlah, melangsungkan perkara sunnah secara kontinu dan konsisten. Permulaan istiqomah itu ketika sudah dilakukan secara terus menerus selama tiga tahun.

Adapun karomah itu terbagi menjadi dua macam, yakni fisik (khizyah) dan nonfisik (maknawiyah). Karomah fisik ini masih bisa ditiru oleh makhluk lain.

“Karomah fisik hebat. Tapi masih bisa ditiru oleh makhluk lain,” ujarnya.

Mengutip pernyataannya Syaikh Abu Yazid Albustami, Kepala Pusat Mahad UIN Jakarta itu menjelaskan bahwa kalau kamu lihat orang bisa terbang atau berjalan di atas air, jangan kagum sebelum kamu lihat syariatnya.

Berjalan di atas air, dapat terbang, atau dapat  pergi ke manapun ia mau dalamm waktu yang singkat itu adalah sebagian contoh karomah fisik.

Contoh karomah nonfisik adalah senantiasa melaksanakan syariat dan perkara sunah. Selain itu, ilmu laduni juga termasuk ke dalamnya.

“Ilmu laduni itu salah satu karomah maknawi,” ujarnya. (Muhammad Syakir Ni’amilllah/Abdullah Alawi)