Tulungagung, NU Online
Arena kampanye kubu Mega-Hasyim di lapangan Pema Ngunut, Tulungagung, Sabtu (12/6) sore kemarin seakan benar-benar membuktikan bersatunya kelompok nasionalis dan religius. Ini terlihat di tribun tamu. Di deretan kursi tampak wanita-wanita muslimat yang berbusana muslim duduk berjejer dengan wanita kader PDIP yang mengenakan busana T-shirt singlet. Kontan saja, suasana kontras ini menjadi perhatian khusu dari para wartawan dan kamerawan TV yang meliput kampanye.
Meski mengenakan pakaian yang kontras, wanita msulimat yang mengenakan busana muslim dan wanita kader PDIP yang berbusana 'norak' dan seksi itu, terlihat sama-sama khusuk ketika dilantunkan alunan ayat suci Al-Qir'an. ''Ya, mungkin ini merupakan bagian dari yang namanya nasionalis -religius, ''celethuk beberapa wartawan dan kamerawan TV.
<>Kampanye Mega-Hasyim dihadiri ribuan pendukungnya dari kader dan simpatisan PDIP dan NU (Nahdlatul Ulama). Sayangnya, dalam kampanye kali ini, tak ada tokoh-tokoh terkenal yang diterjunkan menjadi Jurkam. Tokoh NU yang hadir sebagai Jurkam, Mahfudz Samsul Hadi dan didampingi tokoh gaek NU, Sholeh Hayat yang didaulat untuk memimpin mengheningkan cipta.
Karena tak ada tokoh teras PDIP maupun NU yang hadir, suasana kampanye kubu Mega-Hasyim ini lebih diwarnai joged ria dari artis-srtis dangdut yang berakting sejak siang hari sekitar pukul 13.00 WIB. Kader dan pendukung setia duet Mega-Hasyim yang kebanyakan kawulo muda ini terlihat tumplek blek berjoged di depan panggung.
Pendukung Mega-Hasyim ini mendatangi lokasi kampanye dengan konvoi sepeda motor dari berbagai pelosok. Sebagian, mereka mengenakan kaos warna merah bertaribut PDIP maupun kaos bertaribut Mega-Hasyim. Seperti biasanya, di dalam lapangan pun, kawulo muda itu membleyer-bleyer sepeda motornya hingga memekakkan telinga. Meski begitu, ketika pidato kampnye digelar, para pendukung setia Mega-Hasyim terlihat tenang mendengarkan materi kampanye.
Selain itu, suasana kampanye pasangan Mega-Hasyim ini juga dipadati anak-anak di bawah umur yang sebagian mengenakan atribut kaos berlambang PDIP. Padahal, semestinya anak-anak ini tidak diperbolehkan mengikuti kampanye. Namun, anak-anak kecil itu justru ikut berjingkrak-jingkrak sambil berjodeg ria. Mereka kemudian duduk manis di depan panggung ketika jurkam menyamopaikan pidato politik.
Yang menarik, di arena kampanye Mega-Hasyim ini juga terlihat dua orang asing yang memantau jalannya kampanye. Dua pemantau asing ini berasal dari Union Europion Observer, yatitu Herbert Herson dan Toril Lund yang dipandu seorang gaet asal Indonesia. Mereka dengan tekun mengamati suasana jalannya kampanye kubu Mega Hasyim.
''Kami hanya memantau dan melihat situasi kampanye. Kami tak berhak memberikan opini,'' ujar Herbert Herson dan Toril Lund. Kehadiran lelaki dan wanita asing ini cukup mengundang perhatian pendukung Mega-Hasyim yang menghadiri kampanye.
Mahfudz Samsul Hadi, Jurkam nasional Tim Kampanye Mega-Hasyim dalam orasinya mengajak dan membakar semangat para pendukungnya 'memerangi. Pihak-pihak yang menghalangi pasangan Mega-Hasyim dalam Pilpres-Pilwapres ini. ''Yang merintangi Mega-Hasyim, mari kita basmi bersama-sama,'' ujar Mahfudz Samsul Hadi.(kd-mhb)
Â
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
2
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
3
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
4
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
5
Khutbah Jumat: Menolong Sesama di Tengah Bencana
6
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
Terkini
Lihat Semua