Seorang kader yang dikenal tuhu (setia sejak lama), terpilih jadi ketua Pimpinan Cabang Fatayat NU Kota Semarang. Luluk Idzarotun, ibu muda dua anak yang sejak remaja telah mengabdi di organisasi NU itu, dipilih mayoritas Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Ranting Fatayat NU Kota Semarang dalam Konferensi Cabang (Konfercab) yang digelar di Gedung Juang 45 Semarnag, Jawa Tengah.
Luluk adalah sekretaris PC Fatayat NU Kota Semarnag periode 2011-2016. Sebelum itu, dia adalah sekretaris PC IPPNU Kota Semarang. Perempuan asli Semarang ini pun menikah dengan aktivis NU. Suaminya, Rahul Saiful Bahri, pernah jadi Ketua IPNU Kota Semarang dan pernah jadi Sekretaris GP Ansor Kota Semarang.
Tepuk tangan membahana kala pemimpin sidang membacakan hasil perolehan suara dalam pemungutan suara pemilihan ketua PC Fatayat pada Ahad (22/5) kemarin itu. Ketua PW Fatayat NU Jawa Tengah Khizanatur Rohmah yang memimpin sidang, mengedok palu sebagai tanda bulatnya keputusan, dan mengajak peserta Konfercab membaca shalawat.
Luluk hanya singkat berpidato, kala diminta menyampaikan kata sambutan atas keterpilihan dia sebagai ketua. Ia mengatakan bahwa dirinya bukanlah kader terbaik yang layak dijadikan panutan dalam banyak hal. Ia mengaku masih sangat kecil dan memohon dukungan dan bimbingan dalam menjalankan amanah lima tahun ke depan.
“Saya bukanlah kader terbaik. Saya masih sangat kecil. Mohon dukung dan bimbing saya menjalankan amanah ini,” pintanya dengan suara serak dengan perasaan haru.
Sarjana Pendidikan lulusan Universitas Negeri Semarang ini berterima kasih atas segala bimbingan dari ketua Fatayat periode 2011-2016, Hj Aminah Hadlor. Bu Nyai, begitu ia biasa memanggil, dia minta agar tetap memberi nasehat dan arahan kepadanya bersama pengurus baru yang akan dibentuk bersama para formatur.
Demi Fokus Keluarga, Satu Calon Mundur
Ada yang mengharukan dalam pemilihan ketua Fatayat NU Kota Semarang tersebut. Sesuai peraturan organisasi, pemilihan dilakukan dalam dua tahap, yaitu pencalonan dan pemilihan.
Di tahap pertama, muncul dua nama yang mendapat suara. Yaitu Luluk Idzarotun 36 suara, Dwi Supratiwi 26 suara. Keduanya mestinya dipilih lagi di tahap kedua untuk menentukan ketua.
Namun Dwi Supratiwi alias Tiwik menyatakan mundur dan meminta agar hadirin memilih Luluk secara aklamasi. Alasannya, dia ingin fokus membina keluarga bersama suami tercinta.
Tiwi berkata: “Saya sejak remaja telah mengabdi di IPPNU dan akan terus berkhidmah di NU. Saya akan mendukung semua program pengurus baru. Namun ijinkan saya tidak usah mengikuati pemilihan ketua ini dan mohon tidak dimasukkan ke pengurus inti, karena saya ingin fokus ke keluarga”.
Meski para pendukungnya sempat mendesak agar dia tetap maju, Tiwi kukuh menolak. Dia pun mengungkapkan apa yang terjadi sesungguhnya tentang keluarganya.
“Sahabar-sahabat. Saya sudah menikah 10 tahun dan belum dikaruniai anak. Saya bersama suami akan berikhtiyar semaksimalnya. Semoga dengan saya tidak terlalu sibuk urusan di luar, dan suami juga tela berkurang kesibukannya, harapan kami mendapat momongan itu terkabulkan. Mohon doanya,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Para pimpinan sidang dan hadirin pun terdiam dalam haru. Lalu bergumam dalam doa masing-masing. Dua calon yang duduk di depan mereka, langsung berangkulan saling memeluk sambil sesenggukan. (Ichwan/Mahbib)
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
6
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
Terkini
Lihat Semua