Sidoarjo, NU Online
Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus mempunyai sikap intelektual tinggi, mampu dan tanggap dengan keadaan sekitar serta dapat mengimplementasikan ilmu untuk menjawab tantangan zaman.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Komisariat Lintang Songo Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Sidoarjo, M Zakariya Dimas saat pelaksanaan Pelatihan Kader Dasar (PKD) perdana yang diadakan oleh PMII Lintang Songo UNU Sidoarjo di kampus setempat, Jumat-Sabtu (5-7/8).
"Sebagai agen perubahan harus bisa menguatkan kapasitas diri kita masing-masing untuk bisa menjawab suatu tatangan zaman. Untuk itu, intelektual harus segera dibangun," kata Dimas.
Senada juga diucapkan oleh Ketua PC PMII Sidoarjo, M Mahmuda, kader PMII diharapkan mampu menerapkan dan mengaplikasikan suatu pemikiran yang transformatif dan bisa mengetahui karakter diri sendiri.
"Setelah ini kalian semua harus mampu mengungkapkan makna dibalik tema Kader Ulul Albab Menjawab Tantangan Zaman yang menjadi tema dalam PKD ini. Tak hanya itu saja, sahabat harus mampu menumbuhkan solidaritas antar semua kader, mempersiapkan sosok fasilitator yang siap diterjunkan untuk pendampingan kader," tegas Mahmuda.
Pelatihan Kader Dasar (PKD) perdana yang digelar oleh PMII Lintang Songo UNU Sidoarjo ini juga diikuti beberapa kader PMII di Jawa Timur diantaranya, PMII Unsuri Sidoarjo, PMII UNU Surabaya, PMII Unitomo Surabaya, PMII Matahari Terbit Unmuh Gresik, PMII Bongkar Blitar dan PMII Insuri Bojonegoro. Selain dari Jawa Timur, hadir juga kader PMII dari Unswagati Cirebon Jawa Barat, dan PMII IAI BBC Cirebon.
Para kader PMII ini juga melakukan simulasi aksi yang digelar di sekitar halaman UNU Sidoarjo. Mereka juga mendapatkan beberapa materi diantaranya paradigma PMII, Aswaja sebagai manhajul fikr dan manhajul harakah, analisis sosial, analisis wacana dan media, advokasi, manajemen aksi, agitasi, hegemoni dan propagandatelah tercantum pada kurikulum kegiatan PKD. (Moh Kholidun/Fathoni)