Daerah

Kader Muda NU Wajib Kuatkan Nasionalisme

NU Online  ·  Ahad, 28 September 2014 | 13:02 WIB

Semarang, NU Online
Sekretaris Lakpesdam NU Semarang M.Rikza Chamami mengatakan Nahdlatul Ulama sudah memberikan ajaran i'tidal, tawazun, tasamuh, dan amar ma'ruf nahi munkar sebagai ruh nasionalisme. Karenanya, kader muda Nahdlatul Ulama wajib memahami dan memperkuatnya sebagaimana yang digariskan pendiri NU.
<>
"Para kader NU tidak boleh mengingkari nasionalisme. Jika hal itu terjadi, sama saja tidak memahami makna Nahdlatul Ulama," katanya dalam acara sarasehan kebangsaan yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) di Pondok Pesantren Al Asror Patemon Gunungpati Semarang, Sabtu (27/9).

Rikza menerangkan Khittah NU telah menegaskan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati yang tidak boleh dipisahkan dari mental warga NU. Terlebih lagi, keputusan Muktama ke 29 NU di Cipasung yang menetapkan Pancasila sebagai dasar hidup bernegara, semakin  menambah keyakinan bahwa nasionalisme sama halnya menjadi fardlu hukumnya.

"Kemerdekaan banga kita dibayar mahal oleh ulama dan pejuang kemerdekaan. Jadi jangan gadaikan nasionalisme dengan hidup sektarian," tandas dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang ini.

Rikza menilai belakangan ini nasionalisme di kalangan generasi muda yang telah mengalami penurunan (luntur) dikarenakan tidak adanya lagi mekanisme yuridis seperti penataran P4 pada era orde baru. Dari sini, katanya, sangat dibutuhkan adanya solusi dengan penataan mental cinta bangsa dan sikap toleransi.

"Sebagai kader bangsa, kita wajib menjaga, jangan sampai diporakporandakan oleh lawan yang berupa rongrongan mental generasi," tegas pria yang juga mantan Pjs Ketua Umum PP IPNU tahun 2009.

Selain Rikza, sarasehan bertema semangat nasionalisme pemuda dalam menghadapi globalisasi ini, juga menghadirkan narasumber dari Kesbangponlinmas Semarang dan Ketua Fraksi PKB DPRD Jawa Tengah. Acara yang berlangsung gayeng ini diikuti puluhan peserta yang sebagian besar kader muda NU se Semarang.(Qomarul Adib/Abdullah Alawi)