Daerah

Jualan Rambak, Cara Jamaah Istighotsah di Mimika Berdayakan Ekonomi

Rab, 17 Maret 2021 | 08:30 WIB

Jualan Rambak, Cara Jamaah Istighotsah di Mimika Berdayakan Ekonomi

Kreasi jamaah istighotsah di Mimika, Papua dengan menjual rambak. (Foto: NU Online/Istimewa)

Mimika, NU Online

Orang yang memiliki naluri bisnis selalu berusaha melihat celah dan peluang untuk mendapatkan keuntungan. Kerumunan atau jumlah manusia yang banyak selalu menjadi magnet peluang bisnis. Hal inilah yang coba ditangkap oleh unit usaha Jamaah Istighotsah Mimika, Papua. 

 

Pada saat pelaksanaan acara Haul Masyayikh Blokagung dan Isra’ Mi’raj pada Ahad (14/3), unit usaha istighotsah membuka lapak dua buah meja payung. Acara ini digelar di halaman masjid Nurul Hikmah, Pondok Pesantren Darussalam Mimika di Kampung Mwuare, Distrik Mimika Timur, Kabupaten Mimika, Papua. Pembukaan lapak fokus pada rambak yang masih mentah dan sudah matang.

 

"Kita sediakan juga rambak yang matang yang sudah digoreng dengan harga terjangkau. Tidak usah diberi label sebab waktu sudah mepet, " kata Ernik Susanti, selaku koordinator unit usaha, Rabu (17/3).

 

Ada dua macam rambak yang disediakan, yakni rambak kotak dan stik. Dan di luar dugaan karena ternyata minat hadirin terhadap produk ini lumayan tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan dagangan yang cepat terjual.

 

"Ternyata banyak yang suka rambak stik sehingga ludes terjual," terang Mama Maya, Bendahara Jamaah Istighotsah yang ikut menjaga lapak. Rambak yang matang juga demikian, diserbu pengunjung haul.

 

Kegiatan buka lapak ini sebagai usaha awal menuju cita-cita mempunyai pusat berbelanjaan kuliner Nusantara. Bahwa semangat untuk mandiri demikian mengemuka, sehingga mampu membiayai organisasi.

 

"Semoga haul ini membawa berkah kemandirian ekonomi Nahdliyyin Mimika. Dalam waktu dekat akan didatangkan lebih dari 200 bungkus thiwul dan gatot serta ratusan bungkus wader atau baby fish," kata Ketua Jamaah Istighatsah An Nahdliyyah Mimika, Ustadz Sugiarso.

 

Penjualan pada momen haul cukup membanggakan. Nantinya seluruh hasil akan dimanfaatkan untuk kegiatan jamiyah.

 

"Hasil penjualan rambak stik dan kotak mencapai Rp5,9 juta lebih. Dari stok awal 140 stik kotak dan 60 rambak stik, tinggal sisa 61 bungkus rambak kotak," terang Koordinator Unit Usaha Istighatsah, Ernik Susanti.

 

Dirinya berharap setiap ada acara gabungan, seperti rutinan Istighotsah an-Nahdliyyah, bisa memasarkan produk unit usaha. Dengan demikian, akan banyak barang yang dapat dipasarkan, serta menambah keuntungan.

 

“Tentu ke depan bukan hanya rambak, tapi kuliner Nusantara lainnya, seperti tiwul, gatot, wader, dan lainnya," ungkapnya.

 

Sekadar diketahui bahwa unit usaha ini dimulai dari uang kaleng infak pada saat kegiatan Istighotsah. Juga saldo lebih dari kegiatan istighotsah kubra, harlah Muslimat NU, dan kegiatan haul dan kegiatan lainnya.

 

"Setiap ada saldo lebih kegiatan, saya simpan. Saya taruh di tempat khusus supaya tidak campur," jelas Hj Asmawati yang sering mengkoordinir konsumsi kegiatan Jamaah Istighotsah.

 

 

Sementara itu menurut Musmin, yang juga ikut menjaga lapak, bahwa penjualan rambak bisa untuk lauk makan.

 

"Pembeli lebih tertarik rambak yang sudah matang dengan kemasan kecil dan terjangkau. Untuk acara seperti ini lebih tepat rambak yang sudah matang siap makan," tandas Koordinator Istighotsah Masjid An Nur Soponyono SP4 ini.

 

Editor: Ibnu Nawawi