Daerah

Jelang Pileg, NU Jombang Sosialisasikan Sikap Politik

NU Online  ·  Senin, 24 Februari 2014 | 00:01 WIB

Jombang, NU Online
Menjelang pemilihan calon anggota legislatif pada 9 April mendatang, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang, Jawa Timur memanfaatkan forum Lailatul Ijtima’ sebagai ajang sosialisasi sejumlah keputusan Musyawarah Kerja PCNU yang berkenaan dengan politik.
<>
Ketua PCNU Jombang KH Dr Isrofil Amar mengingatkan para fungsionaris NU di Kota Santri untuk ekstra hati-hati dalam mengambil sikap politik yang membawa nama organisasi. “Sebagai sebuah jam’iyah (organisasi), NU harus netral,” tandasnya.

Penegasan ini disampaikan Kiai Isrofil, sapaan akrabnya, saat memberikan taushiyah dalam forum Lailatul Ijtima’ di Masjid Ulul Albab Tebuireng, Diwek, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (22/2).

Bagi dosen Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang ini, panduan terhadap ketidakberpihakan NU dalam politik praktis sudah sangat jelas. Secara khusus, ia mengaku akan menuliskan panduan tersebut dalam sebuah tulisan di Majalah Nahdlah yang merupakan media resmi milik PCNU Jombang.

“Silahkan bapak dan ibu baca tulisan tersebut pada edisi majalah bulan Maret,” kata Kiai Isrofil berpromosi. “Semoga bisa memberikan arahan yang lebih jelas,” lanjutnya.

Pada kegiatan yang diikuti 7 MWC NU ini juga diisi dengan pemaparan soal keorganisasian dari mulai hasil musyawarah kerja serta materi pendalaman keaswajaan. Forum itu juga menyosialisasikan keputusan musyawarah kerja lainnya, seperti pelarangan penggunaan atribut NU sebagai alat peraga kampanye (APK) bagi seluruh partai dan caleg, keharusan untuk menjaga akhlaqul karimah, dan imbuan lain.

Kendati demikian, alumnus IAIN Sunan Ampel Surabaya ini tidak menutup mata dengan sejumlah calon yang berlatar belakang aktivis NU. “Kita hanya bisa mendoakan bahwa para kader NU yang merebut suara rakyat akan sukses,” terangnya. “Karena bila mereka sukses, tentunya akan bisa menguntungkan bagi NU dalam menyalurkan aspirasi perjuangan,” lanjutnya. (Syaifullah/Mahbib)